Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bumi Kompasiana 4, Berapa Lama Meraih Pangkat Maestro

24 Januari 2024   12:00 Diperbarui: 24 Januari 2024   12:08 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tjiptadinata Effendi adalah seorang penulis, aktivis, pengamat politik, dan budayawan yang lahir di Padang pada 21 Mei 1943. Dia adalah salah satu maestro Kompasiana dan menjadi inspirasi tulisan ini. Dia juga merupakan Grand Master Reiki, yaitu praktisi Reiki yang memiliki kemampuan dan pengalaman tinggi dalam bidang penyembuhan energi. Dengan umurnya yang akan mencapai 81 tahun pada 21 Mei 2024 kelak, beliau masih poduktif menulis hamper setiap hari, katanya menulis sudah menjadi kebutuhan hidupnya.

Tjiptadinata Effendi menulis tentang berbagai topik, seperti sejarah, politik, budaya, sosial, dan kesehatan. Dia juga sering memberikan apresiasi dan motivasi kepada penulis lain di Kompasiana. Dia memiliki lebih dari 7 ribu artikel, 6,6 juta pembaca, 99 ribu komentar, dan 162 ribu nilai. Dia juga memiliki lebih dari 4,9 ribu pengikut dan 4 ribu mengikuti.

Tjiptadinata Effendi menikah dengan Roselina, yang juga seorang penulis di Kompasiana. Mereka memiliki dua putra dan satu putri, yang semuanya tinggal di Australia. Tjiptadinata Effendi dan Roselina sering berbagi cerita tentang kehidupan mereka di Australia, termasuk tentang kesehatan, cinta, dan keluarga. Beliau adalah seorang penulis yang sangat produktif, konsisten, dan persisten. Dia juga seorang penulis yang sangat berwawasan, berpengetahuan, dan kreatif. Dia adalah salah satu penggerak literasi di Kompasiana dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Tulisan Pertama Tjiptadinata

Ttulisan pertama Tjiptadinata Effendi di Kompasiana adalah berjudul "Ayam Berkokok di Denda 300 Dolar" yang dirilis pada tahun 20131. Tulisan tersebut menceritakan tentang pengalaman beliau saat tinggal di Australia dan mendapat denda karena ayam peliharaannya berisik. Tulisan tersebut menunjukkan gaya bahasa yang khas dan humoris dari Pak Tjipta, yang kemudian menjadi ciri khas tulisan-tulisan beliau di Kompasiana. Ringkasan dari tulisan pertama Tjiptadinata Effendi di Kompasiana yang berjudul "Ayam Berkokok di Denda 300 Dolar" adalah sebagai berikut:

Tulisan tersebut menceritakan tentang pengalaman beliau saat tinggal di Australia dan mendapat denda karena ayam peliharaannya berisik. Beliau mengisahkan bagaimana ayam-ayamnya yang dibawa dari Indonesia menjadi sumber kegembiraan dan kebanggaan bagi dirinya dan istrinya, tetapi juga menjadi sumber masalah dengan tetangga dan pemerintah setempat. Beliau mengungkapkan rasa sayangnya kepada ayam-ayamnya yang telah memberinya telur, daging, dan hiburan. Beliau juga mengekspresikan rasa kagumnya kepada ayam-ayamnya yang dapat beradaptasi dengan iklim dan lingkungan yang berbeda. Beliau menuturkan bagaimana ayam-ayamnya menjadi daya tarik bagi anak-anak dan orang-orang di sekitarnya, tetapi juga menjadi gangguan bagi mereka yang tidak menyukai suara kokokan mereka. Beliau menjelaskan bagaimana ayam-ayamnya menjadi sasaran keluhan dan laporan dari tetangga-tetangganya yang merasa terganggu. Beliau menceritakan bagaimana ayam-ayamnya menjadi objek penelitian dan pengawasan dari pihak berwenang yang menganggap mereka sebagai ancaman kesehatan dan keamanan. Beliau mengakhiri tulisannya dengan mengatakan bahwa ia harus membayar denda sebesar 300 dolar karena ayam-ayamnya berkokok, tetapi ia tidak menyesalinya karena ia merasa ayam-ayamnya adalah bagian dari keluarganya. Beliau menulis dengan gaya bahasa yang khas dan humoris, yang kemudian menjadi ciri khas tulisan-tulisannya di Kompasiana.

Mulai Aktif Menulis di Kompasiana

Menurut hasil pencarian web yang saya lakukan, Tjiptadinata Effendi mulai aktif menulis di Kompasiana pada tahun 2012. Pada tahun 2014, beliau mendapatkan penghargaan sebagai Kompasianer of The Year. Pada tahun 2023, beliau mencapai tingkat Maestro dengan poin lebih dari 360 ribu. Ini adalah prestasi yang sangat luar biasa dan patut diacungi jempol.

Beberapa Karya Tjiptadinata

Tjiptadinata Effendi adalah seorang penulis, aktivis, pengamat politik, dan budayawan yang telah menulis banyak buku dan artikel di berbagai bidang, seperti sejarah, politik, budaya, sosial, dan kesehatan. Beberapa karya terbaik beliau yang saya ketahui dari hasil pencarian web adalah:

The Power of Dream - Kekuatan Impian: Buku ini membahas tentang bagaimana impian dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi dalam meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.

Never Ending Meditation: Buku ini menjelaskan tentang manfaat meditasi dalam meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kesadaran diri. Buku ini juga memberikan panduan praktis tentang cara melakukan meditasi yang efektif dan menyenangkan.

Beranda Rasa: Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek yang menggambarkan pengalaman hidup dan kehidupan Tjiptadinata Effendi dan istrinya, Roselina, di Australia. Buku ini menyajikan berbagai tema, seperti cinta, keluarga, persahabatan, dan nostalgia.

Meraih Maestro

Menurut salah satu artikel beliau di Kompasiana, beliau membutuhkan waktu delapan tahun untuk mencapai pangkat maestro, yaitu penulis yang memiliki nilai level antara 250 ribu sampai 1 juta poin. Beliau mengatakan bahwa ini bukanlah hal yang istimewa, tetapi hasil dari menulis secara konsisten, berkualitas, dan bermanfaat. Beliau juga berbagi tips dan motivasi bagi penulis lain yang ingin mencapai pangkat maestro di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun