Strategi:Â Strategi pertahanan adalah rencana aksi yang dirancang oleh suatu negara untuk mencapai tujuan pertahanan nasionalnya. Strategi pertahanan dapat mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain, selain aspek militer.Â
Dari tabel, dapat dilihat bahwa Amerika Serikat memiliki strategi pertahanan yang berfokus pada mempertahankan dan memperluas kepentingan dan pengaruhnya di seluruh dunia, dengan menghadapi ancaman-ancaman seperti terorisme, senjata pemusnah massal, dan negara-negara saingan seperti Cina dan Rusia.Â
Cina memiliki strategi pertahanan yang berfokus pada melindungi kedaulatan dan keamanan nasionalnya, serta meningkatkan peran dan pengaruhnya di kawasan Asia-Pasifik, dengan menghadapi tantangan seperti klaim teritorial di Laut China Selatan, hubungan dengan Taiwan, dan persaingan dengan Amerika Serikat.Â
Rusia memiliki strategi pertahanan yang berfokus pada menjaga kedaulatan dan keamanan nasionalnya, serta mempertahankan dan memperluas pengaruhnya di kawasan Eropa Timur, Asia Tengah, dan Timur Tengah, dengan menghadapi sanksi ekonomi, isolasi diplomatik, dan konfrontasi dengan NATO dan Amerika Serikat.Â
Jerman memiliki strategi pertahanan yang berfokus pada melindungi kedaulatan dan keamanan nasionalnya, serta berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global, dengan menghadapi ancaman siber, migrasi, populisme, dan ketegangan dengan Rusia dan Turki. Indonesia memiliki strategi pertahanan yang berfokus pada mempertahankan kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman, dengan menghadapi klaim teritorial di Laut Natuna Utara, radikalisme, bencana alam, dan pandemi COVID-19.
Instrumen: Instrumen pertahanan adalah alat atau sarana yang digunakan oleh suatu negara untuk melaksanakan strategi pertahanan nasionalnya. Instrumen pertahanan dapat berupa kekuatan militer, aliansi dan kerjasama, diplomasi, bantuan pembangunan, operasi penjaga perdamaian, dan lain-lain.
 Dari tabel, dapat dilihat bahwa Amerika Serikat memiliki instrumen pertahanan yang berupa kekuatan militer yang superior dan mendominasi, serta aliansi dan kerjasama dengan negara-negara sekutunya, seperti NATO. Cina memiliki instrumen pertahanan yang berupa kekuatan militer yang modern dan komprehensif, serta strategi seperti Belt and Road Initiative, Asian Infrastructure Investment Bank, dan Shanghai Cooperation Organization.Â
Rusia memiliki instrumen pertahanan yang berupa kekuatan militer yang berbasis nuklir dan konvensional, serta instrumen seperti Eurasian Economic Union, Collective Security Treaty Organization, dan intervensi militer di Suriah dan Ukraina.Â
Jerman memiliki instrumen pertahanan yang berupa kerjasama dan integrasi dengan negara-negara Eropa, khususnya melalui Uni Eropa dan NATO, serta instrumen seperti diplomasi, bantuan pembangunan, dan operasi penjaga perdamaian. Indonesia memiliki instrumen pertahanan yang berupa sistem pertahanan semesta yang melibatkan seluruh sumber daya nasional, serta inisiatif seperti ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, Indo-Pacific Cooperation Dialogue, dan Indian Ocean Rim Association.
Dari ringkasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pertahanan negara-negara maju dan Indonesia memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah semua negara mengutamakan kepentingan nasional dan menghadapi berbagai ancaman yang bersifat militer dan non-militer. Perbedaannya adalah terletak pada orientasi, strategi, dan instrumen yang digunakan dalam menyelenggarakan pertahanan nasional. Semoga analisis ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbandingan antara konsep pertahanan negara-negara maju dan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H