Mohon tunggu...
Audrey Verina
Audrey Verina Mohon Tunggu... -

I'm an ordinary girl with extraordinary dreams :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Sang Bintang

17 Desember 2010   16:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tentu saja,”

“Tapi, mereka tak pernah terlihat bersama,”

“Memang. Sebagai Raja dan Ratu, mereka mempunyai tugas masing-masing. Sang Mentari menyinari bumi saat pagi dan siang hari. Dan Sang Bulan, menyinari bumi pada malam hari, tentu saja dengan bantuan Sang Mentari juga. Dan, dengan begitu, mereka tidak memiliki waktu untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama.,”

“Bantuan Sang Mentari?,”

“Iya, Sang Bulan tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri, sehingga tugas Sang Bulan hanya memantulkan sinar Sang Mentari dari jauh. Jadi pada saat malam hari, sinar yang sampai di bumi adalah sinar Sang Mentari yang dipantulkan oleh Sang Bulan. Karena itu juga, sinar pada malam hari tidak seterang sinar pada pagi dan siang hari,”

Aku terdiam. Tragis sekali, pikirku. Mereka tidak mempunyai kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama-sama. Setiap hari bergantian menjaga dan menyinari bumi. Tidak pernah ada waktu untuk bersama.

“Jadi, ke mana Sang Mentari saat Sang Bulan menerangi malam?,” tanyaku.

“Sang Mentari harus menyinari belahan bumi lain, agar belahan bumi lain menjadi pagi dan siang hari. Tidak mungkin kan kalau di salah satu belahan bumi terus pagi dan siang hari, dan belahan bumi lainnya terus malam hari?,”

Aku menggelengkan kepalaku.

“Sudahlah, jangan bicarakan tentang Sang Bulan dan Sang Mentari lagi. Kita bicarakan tentang kita saja, bagaimana?,” gerutunya.

“Tentang kita? Apa yang harus dibicarakan?,” aku merasa tidak ada yang perlu dibicarakan tentang aku dan Sang Bintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun