Mohon tunggu...
Atunk F. Karyadi
Atunk F. Karyadi Mohon Tunggu... Editor - Menulis yang manis dan mengedit yang pahit. Haaa

Suka yang klasik dalam kata, dan futuristik dalam kerja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kakek Peminta-minta di Pinggir Jalan

21 Juni 2016   15:13 Diperbarui: 21 Juni 2016   15:29 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar jumatwage.wordpress.com

Malam itu, aku yakin Madan adalah orang yang tepat untuk aku ajak bercerita tentang kakek peminta-minta di pingir jalan. Namun sayang, dia telanjur keburu pamit. Teman-temannya sesama pencinta vespa mengajaknya berkeliling. Entah kepada siapa aku akan bercerita. 

***

SEPERTI biasa, tepat jam tujuh pagi aku sudah amblas dari rumah. dengan berpakaian rapi, berjaket kulit warna coklat, dan bersepatu pantofel aku menuju kantor. Aku tak pernah khawatir motorku kehabisan bensin, sebab aku selalu mengisinya malam hari saat pulang. 

Ketika melintasi jalan Raya Bogor, aku sengaja mengambil jalur kiri. Tak lain karena aku ingin selalu bertemu dengan kakek peminta-minta di pinggir jalan itu. Bagiku, melihat wajahnya yang berkarakter itu adalah sebuah energi yang bisa membuat hidupku lebih bersemangat. 

“Selamat pagi, Bob.”

Salsa menyapaku ketika aku hendak menjulurkan jempolku ke mesin absensi fingerprint.

“Pagi, Nona...” balasku.

Pagi ini terasa hambar. Ada sedikit rasa canggung antara kami berdua. Aku yakin, karena kami masih menyimpan potongan kejadian kemarin. Saat aku mengajak Salsa makan siang bersama, dan dia menolaknya.

Aku biarkan saja. Nanti rasa itu pun akan hilang dengan sendirinya.

“Bob, coba kamu baca ini. Kisahnya menarik!”

Tiba-tiba Tata menyodorkanku sebuah tabloid. Ia membukanya, tepat pada rubrik cerpen. Hanya memakan waktu isapan tiga batang rokok, cerpen itu tuntas kubaca. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun