Mohon tunggu...
Riga Sanjaya
Riga Sanjaya Mohon Tunggu... -

Cerita-cerita dari bilik kepala.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir [Bagian 2]

29 Januari 2014   18:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Meski nada bicaranya menandakan keprihatinan, tapi tetap saja rasanya ingin kutampar mulut dokter ini. Bisa-bisanya dia bicara seperti itu di hadapan kami yang sedang cemas setengah mati seperti ini. Midah yang paham kondisiku segera memelukku lebih erat.

“Mak, sabar ya Mak. Mudah-mudahan Firman termasuk yang selamat.” Aku rasakan kakiku semakin lemah. Cepatlah! Cepatlah temukan nama anakku di dalam buku catatanmu.

“Eh, lama betul kau cari namanya. Ada tidak?” Dokter muda itu menegur rekannya. Yang ditegur gelagapan. Rupanya sejak tadi dia mencari nama anakku sambil terkantuk-kantuk. Tiba-tiba dia berseru, “Eh, ada nih, Pak! Namanya Firman Awwadin,ya? Pantas tadi nggak ketemu. Yang tertulis rupanya Firman Alaudin.”

Alhamdulillah. Segala keresahanku, segala kecemasanku seakan terangkat saat itu juga. Terimakasih ya Allah, Firman selamat. Kupeluk Midah erat-erat.

“Si Firman udah nggak di sini lagi ya Bang? Dirawat di mana si Firman itu bang?” Midah bertanya tak sabar. Mahasiswa itu meneliti catatannya. “Ruang Mawar kamar nomor empat.”

“Makasih, bang. Makasih Dokter.” Penuh kegembiraan kusalami keduanya. Hampir saja aku mencium tangan mereka jika keduanya tak segera menarik tangan mereka.

Sesudah bertanya letak Ruang Mawar pada dokter muda itu, kami bergegas mencari. Saat ini hatiku terasa sudah plong. Mungkin Firman mengalami luka-luka. Tak mengapa, yang penting dia selamat. Wajah Midah tak kalah berserinya. Aku bisa menebak apa yang ada dalam pikirannya.

“Mak, ini ruang Mawar kamar nomor empat. Kita masuk aja ya.”

Belum sempat kami masuk, seorang perawat keluar dari kamar. “Cari siapa ya, Bu?”

Midah menjawab. “Firman Awwadin, korban kecelakaan bus tadi siang, Kak.”

“Kalian ini siapanya ya?” Dia bertanya menyelidik, tapi nada suaranya tetap ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun