Tantangan
1. Disinformasi dan Polaritas Online dengan penyebaran berita palsu dan polarisasi opini dapat mengancam integritas politik dan proses demokrasi.
2. Privasi dan Keamanan Data masalah dalam privasi dan keamanan data  juga menjadi perhatian penting di dalam politik era digital.
3. Mobokrasi, Oligarki, dan Teokrasi tanpa panduan epistemologi politik yang jelas, demokrasi digital beresiko menghadirkan mobokrasi, melanggengkan oligarki, dan mempromosikan teokrasi.
Peluang
1. Partisipasi Politik yang Inklusif dalam teknologi digital memungkinkan partisipasi politik yang lebih inklusif dan memperkuat suara warga dari berbagai latar belakang.
2. Transparansi dan Akuntabilitas juga dapat diakses ke dalam informasi tentang bagaimana keputusan dibuat, baik dalam pemerintahan maupun dalam perusahaan teknologi, memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.
3. Literasi Digital didalam Pendidikan tentang bagaimana cara mengidentifikasi berita palsu, memahami algoritma media sosial, dan melindungi privasi online harus menjadi prioritas untuk memastikan keputusan yang lebih tepat berdasarkan informasi yang akurat dan aman dari manipulasi.
Dengan pendekatan yang terencana dan dedikasi terhadap nilai-nilai demokrasi, kita bisa menggunakan teknologi untuk membangun masyarakat yang lebih terinformasi, partisipatif, dan kuat. Era digital memberikan kesempatan besar untuk memperkuat demokrasi, asalkan kita berani mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi tantangannya (Chomsah,2024).
3. Â Metode PenulisanÂ
      Artikel ini adalah hasil dari observasi dan pengamatan yang dilakukan menggunakan metode kualitatif, dengan referensi dari berbagai literatur yang relevan mengenai distribusi Kekuasaan dan Wewenang Politik di Era Digital. Data yang digunakan berupa literatur yang dikumpulkan, termasuk buku, artikel ilmiah, dan surat kabar. Artikel ini bukan merupakan tinjauan literatur yang membandingkan kebijakan, melainkan analisis kritis terhadap distribusi kekuasaan politik di Era Digital.