Santi berdiri di ambang pintu dengan wajah yang terlihat khawatir. Ia langsung memeluk Arini
dengan erat.
"Sudah, Rin, jangan menangis. Ceritakan padaku, apa yang terjadi." kata Santi lembut.
Arini mempersilakan Santi masuk dan mereka duduk di sofa ruang tamu. Arini kemudian
menceritakan semua peristiwa yang terjadi, mulai dari pertengkarannya dengan Damar hingga
gagasan yang muncul di benaknya.
"Aku ingin kita membuat Damar cemburu. Aku ingin dia merasakan apa yang aku rasakan saat
dia menuduhku selingkuh," kata Arini, matanya memancarkan tekad.
Santi menatap Arini dengan bingung. "Kamu yakin dengan ide ini, Rin? Apa itu tidak akan
memperbaiki keadaan?"
"Aku yakin, San. Aku ingin Damar sadar, seberapa besar cintaku padanya dan seberapa besar
rasa sakit yang ia torehkan di hatiku," jawab Arini dengan mantap. Santi menghela napas. Ia
tahu, Arini memang sangat keras kepala. Mau tidak mau, ia harus mendukung sahabatnya.
"Baiklah, aku akan menerimanya. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Santi.
Arini tersenyum. "Aku sudah punya rencana, San. Tenang saja." Arini menjelaskan rencana
kepada Santi. Santi mengangguk-angguk, lalu tersenyum. Sebuah rencana yang sangat berani,
tapi mungkin bisa menjadi solusi untuk masalah mereka.
Keesokan harinya, Arini mulai melaksanakan rencananya. Ia menghubungi seorang teman lama
yang pernah menyukainya, yaitu Rian. Arini meminta Rian untuk berpura-pura menjadi
kekasihnya. Awalnya, Rian ragu-ragu, namun setelah mendengar penjelasan Arini, akhirnya ia
menyetujui permintaan itu. Arini kemudian mulai mengunggah foto-foto kebersamaannya
dengan Rian di media sosial. Foto-foto yang memperlihatkan mereka sedang menikmati makan
malam romantis, berjalan bergandengan tangan, dan tertawa bahagia diunggahnya secara
sengaja. Ia juga membuat status yang menyatakan bahwa ia telah jatuh cinta pada seorang pria
baru. Tentu saja, unggahan Arini membuat Damar sangat marah. Damar segera menghubungi
Arini dengan nada marah. Ia menuduh Arini dengan tegas bahwa ia telah berselingkuh. Arini
hanya menjawab dengan santai, mengatakan bahwa ia hanya membalas perbuatan Damar. Damar
semakin marah besar. Ia tidak menyangka bahwa Arini bisa seberani ini. Di sisi lain, Santi diam-
diam merasa khawatir. Ia takut rencana mereka akan gagal dan justru membuat keadaan menjadi
lebih buruk. Namun, ia tetap berusaha memberikan semangat kepada Arini. Ia selalu meyakinkan
Arini bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Beberapa hari kemudian, Arini dan Damar sepakat bertemu di sebuah kafe. Damar yang
mengusulkan pertemuan itu, beralasan ingin membicarakan masalah yang sedang mereka hadapi.
Arini datang dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. Ia mengenakan gaun cantik,
rambutnya disanggul rapi, dan wajahnya dipulas dengan riasan menawan. Damar terpukau
melihat perubahan penampilan Arini. Ia baru menyadari betapa cantiknya istrinya.