Mohon tunggu...
Athfal NurBaeti
Athfal NurBaeti Mohon Tunggu... Jurnalis - Website developer, jurnalis media berita

Halo. Saya gemar menulis berbagai topik, terutama teknologi, hiburan, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anti-Romantic Bestfriend

5 Juli 2023   18:50 Diperbarui: 5 Juli 2023   20:39 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengarnya, Momo terdiam sebentar. Matanya menyipit penuh keraguan. "Menghabiskan sore ... baiklah, kuharap aku tidak terlalu kecewa," gumamnya.

Tentu, setelah mendengar tempat mereka akan pergi adalah waduk, Momo merasa sedikit ragu. Meski bisa dibilang itu adalah salah satu tempat wisata, tapi tidak banyak hal yang bisa dilakukan oleh remaja seperti mereka.

Dengan harap-harap cemas, Momo hanya berdoa semoga kekhawatirannya tidak terjadi. Namun sepertinya benar, semakin kita mengkhawatirkan sesuatu, kemungkinan hal itu terjadi semakin tinggi.

Lalu benar saja, saat Bastian tidak menghentikan motor di parkiran yang tersedia, dugaan terburuk Momo seperti menemukan pintu untuk diiyakan. Alih-alih berhenti, Bastian justru terus melajukan motornya hingga tiba di tepi waduk.

Pemandangan yang seharusnya nampak menyenangkan berubah seketika saat Momo melihat ada banyak sekali pemancing di sekeliling.

"Bastian, jangan bilang kamu ... mengajakku kemari untuk memancing?" tanya Momo dengan ragu.

Membenarkan pertanyaan Momo, Bastian mengangguk. Senyum lebar mengembang seraya mengeluarkan dua alat pancing dari dalam tas. Merentangkannya, lalu menyerahkan pada gadis yang mulutnya masih menganga.

"Ini. Kau bisa memasang umpan sendiri, kan? Sebenarnya aku akan pergi sendiri, tapi mengingat kau pandai memancing, sepertinya akan dapat lebih banyak jika aku mengajakmu." Bastian mengatakan itu dengan enteng, ia tidak tahu jika gadis di sampingnya hampir menelannya hidup-hidup sekarang.

Momo menarik napas sangat dalam. Benar, tidak seharusnya ia berharap banyak pada pria seperti Bastian. 10 tahun berteman sepertinya belum cukup bagi Momo untuk mengerti bagaimana otak pria itu berpikir.

Tak mau berdebat, Momo menerima alat pancing dengan wajah terlipat. Ia memilih diam dan mengikuti apa yang sahabatnya katakan. Memasang umpan dan melemparnya lebih jauh dari Bastian. Sudah sangat jelas, ia tidak dianggap sebagai wanita oleh pria itu.

Meski kesal, setidaknya Momo merasa lebih baik karena ia bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Bastian. Namun, sepertinya ketenangan bukan hal yang gadis ini inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun