Mohon tunggu...
Astrela Zara Asyifa
Astrela Zara Asyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang energik dan ambisius, lalu dapat mudah menciptakan dan memperkuat relasi yang positif, serta dapat memanajemen waktu dengan baik, dan sangat mementingkan kejujuran serta berpegang teguh terhadap keseimbangan antara perkataan dengan perbuatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Literasi Digital terhadap Pola Konsumsi Berita di Platform Instagram pada Generasi Z

28 Oktober 2024   23:23 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:55 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Instagram, Generasi Z lebih menyukai berita yang disajikan dalam bentuk visual menarik, seperti infografis, video singkat, atau postingan carousel yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan informasi secara cepat dan mudah dicerna. Konten-konten ini sering kali memanfaatkan elemen-elemen yang penuh warna, didesain secara kreatif, dan disertai dengan teks singkat atau headline yang langsung menarik perhatian. Kecepatan informasi dan kemudahan mengakses berita melalui fitur seperti Instagram Stories dan Reels menjadi daya tarik utama bagi Generasi Z, yang umumnya memiliki rentang perhatian yang lebih singkat dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka menginginkan informasi yang dapat diperoleh secara instan, tanpa harus menghabiskan banyak waktu untuk membaca artikel panjang.

Selain itu, Instagram memberikan pengalaman berita yang lebih personal dan disesuaikan dengan minat pengguna. Algoritma Instagram memungkinkan Generasi Z untuk melihat berita yang sesuai dengan preferensi dan interaksi mereka. Berita yang muncul di beranda atau Explore mereka sering kali berkaitan dengan topik yang mereka ikuti atau akun yang sering mereka interaksi, sehingga memberikan perasaan bahwa mereka selalu mendapatkan informasi yang relevan. Namun, pola konsumsi ini juga dapat menciptakan "filter bubble," di mana Generasi Z hanya terpapar pada sudut pandang yang serupa dengan pandangan mereka sendiri, membatasi akses mereka terhadap perspektif yang berbeda.

Generasi Z juga lebih selektif dalam memilih sumber berita yang mereka percayai di Instagram. Sumber-sumber berita yang terverifikasi, seperti akun-akun resmi media massa, sering kali menjadi rujukan utama mereka. Namun, di sisi lain, tidak jarang mereka juga mengikuti akun-akun independen atau influencer yang mereka anggap kredibel dalam membahas topik tertentu, mulai dari isu politik, lingkungan, hingga hiburan. Kepercayaan terhadap akun-akun ini sering kali dibangun melalui interaksi langsung di kolom komentar atau pesan langsung, yang menciptakan hubungan lebih personal antara penyedia berita dan konsumen.

Namun demikian, meskipun akses informasi di Instagram begitu mudah dan cepat, tantangan bagi Generasi Z adalah bagaimana mereka memfilter berita palsu atau misinformasi yang juga tersebar dengan cepat. Berita yang beredar di Instagram sering kali tidak diverifikasi dengan benar, dan Generasi Z, yang sangat mengandalkan visual, bisa saja tertipu oleh desain yang tampak profesional meskipun isinya tidak benar. Oleh karena itu, literasi digital memainkan peran penting dalam membantu mereka menilai mana berita yang valid dan mana yang harus dipertanyakan.

Pengaruh Literasi Digital terhadap Pola Konsumsi Berita

Pengaruh literasi digital terhadap pola konsumsi berita di Instagram pada Generasi Z sangat signifikan dan mencerminkan bagaimana perkembangan teknologi telah mengubah cara generasi ini berinteraksi dengan informasi. Literasi digital, yang mencakup kemampuan untuk mencari, menilai, dan menggunakan informasi dengan bijak, memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana individu memahami dan memfilter berita yang mereka konsumsi. Bagi Generasi Z, yang tumbuh di tengah derasnya arus informasi digital, literasi digital bukan hanya tentang kemampuan teknis untuk mengoperasikan gawai atau aplikasi, tetapi juga tentang keahlian kritis untuk memilah mana informasi yang dapat dipercaya dan mana yang harus diragukan.

Dalam konteks konsumsi berita di Instagram, literasi digital menentukan seberapa baik Generasi Z mampu mengenali berita yang akurat, memahami konteksnya, serta mengevaluasi sumber yang menyebarkan informasi tersebut. Ketika seseorang memiliki literasi digital yang baik, mereka akan lebih cenderung mempertanyakan validitas suatu informasi sebelum membagikannya, memastikan bahwa berita tersebut berasal dari sumber yang tepercaya. Ini sangat penting mengingat Instagram, dengan sifatnya yang visual dan cepat, sering kali menjadi platform penyebaran berita yang ringkas, namun terkadang terdistorsi atau dipermainkan oleh judul sensasional.

Bagi mereka yang memiliki tingkat literasi digital yang rendah, Instagram bisa menjadi lahan yang subur bagi penyebaran informasi yang salah atau hoaks. Pola konsumsi berita di antara mereka yang literasi digitalnya kurang akan lebih rentan terhadap berita yang bersifat clickbait atau judul yang bombastis, tanpa meninjau lebih lanjut sumber aslinya. Akibatnya, mereka seringkali terjebak dalam siklus berbagi informasi yang belum diverifikasi, yang pada gilirannya memperkuat penyebaran informasi yang tidak akurat di antara teman sebaya mereka.

Sebaliknya, Generasi Z yang memiliki literasi digital yang tinggi akan lebih selektif dalam menerima berita yang mereka temukan di Instagram. Mereka cenderung memanfaatkan fitur-fitur seperti tag verifikasi atau sumber berita terpercaya sebelum memutuskan apakah informasi tersebut layak dipercaya. Mereka juga lebih terbiasa melakukan pengecekan silang terhadap berita dari berbagai sumber, serta menggunakan alat seperti situs pengecekan fakta untuk memastikan kebenaran informasi yang mereka temukan. Dengan begitu, mereka menjadi konsumen berita yang lebih kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh tren atau desas-desus yang tidak berdasar.

Namun, literasi digital tidak hanya mempengaruhi bagaimana Generasi Z mengonsumsi berita, tetapi juga memengaruhi bagaimana mereka berpartisipasi dalam menyebarkan informasi. Mereka yang memiliki kemampuan literasi digital yang kuat cenderung lebih berhati-hati sebelum membagikan suatu berita di Instagram, menyadari bahwa tindakan berbagi informasi memiliki dampak sosial yang besar. Mereka juga lebih mungkin terlibat dalam diskusi yang lebih bermakna di ruang komentar, menggunakan berita yang valid sebagai dasar argumen dan berpartisipasi dalam percakapan yang konstruktif.

Lebih jauh, literasi digital memengaruhi pola konsumsi berita dengan cara membantu Generasi Z untuk mengenali bias dalam pemberitaan. Mereka yang memiliki pemahaman yang baik tentang cara kerja algoritma media sosial juga lebih sadar akan adanya "filter bubble," yaitu situasi di mana platform secara otomatis menunjukkan konten yang sesuai dengan preferensi pribadi, sehingga mempersempit pandangan dunia seseorang. Kesadaran akan hal ini membuat mereka lebih aktif mencari perspektif yang beragam, bahkan di luar zona nyaman mereka, demi mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang suatu isu.

Oleh karena itu, literasi digital bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga tentang membentuk kebiasaan konsumsi berita yang lebih cerdas, kritis, dan bertanggung jawab. Dalam era informasi yang bergerak cepat dan penuh dengan gangguan digital, Generasi Z dengan literasi digital yang baik menjadi lebih tanggap dan sadar akan peran mereka sebagai konsumen sekaligus penyebar informasi. Pada akhirnya, pola konsumsi berita mereka di Instagram tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat di layar, tetapi juga oleh bagaimana mereka menggunakan literasi digital mereka untuk memahami, menilai, dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun