Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Panggilan Hidup Lebih Berkwalitas

21 Agustus 2019   11:57 Diperbarui: 21 Agustus 2019   12:09 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tuhan yang meridloi profesi pilihan kita. Inilah dasar fondasidari rasa tanggung jawab dalam setiap aktivitas dan kerja pada profesi pilihanitu.

Tanggung jawab pada Rasa keterpanggilan lebih dari sekedar rasa tanggungjawab atas dasar profesionalitas dan kompetensi teknis,

Rasaketerpanggilan juga harus di lihat dari perspektif kedepannya yang ditemukan dalam alurprofesionalitas kerja pilihannya. Inilah jaminan dan sumber ketenangan ataupegangan hidup orang yang sebenarnya membuat rasa"mapan".

Tetapi kemapanannyabukan suatu sifat kukuh tidak mau move-on, namun kemapanan yang terbuka karenamerasa ada di jalan Tuhan.

Kompasdan control keseimbangan terhadap rasa-mapan, konsistensi, dan dinamikainovatip, sebenarnya adalah kemauan Belajar.

Belajar pada dasarnya itupekerjaan "murid". Ada teman yang kukuh berpendirian tidak mau lagi disebutmurid yg harus belajar.

Memang "Belajar" di hari dewasa membutuhkanpertama-tama sikap kerendahan hati dihadapan Tuhan dan kesadaran-setaradiantara sesama.

Rendah hati bukan rendah diri atau minder, rasa tidak mamputidak pantas tidak berharga, bukan. Rendah hati itu sikap Tahu Diri, keyakinanatas dasar kebenaran dan paham kelebihan dan kelemahan sendiri. Tuntutanberikut adalah disiplin.

Harap maklum dalam bahasa Itali kuno dan Yunani :Murid itu "Discipulus", atau "discipolos", kata yang berkembang sekarangkitapun menggunakan "Disiplin" = taat aturan, atau disiplin ilmu = bidang ilmu.

Kerendahan hati dan disiplin, sebagaipersyaratan Semangat Belajar, membuatorang terbuka, dapat menerima masukan secara kritis.

Meminjam istilah PidatoKenegaraan 16 Agustus 2019 yl. Presiden menggunakan istilah: "butuh innovasi-innovasiyang disruptif, yang membalik ketidakmungkinanmenjadi peluang. Yang membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan. Yangmembuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. Yang mengubah kesulitan menjadikemampuan. Yang mengubah tidak berharga menjadi bernilai."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun