Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter sebagai Proses Penanaman Nilai

16 Oktober 2021   19:08 Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:33 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru, orangtua, masyarakat, dan pemerintah bertanggung jawab besar dalam pendidikan karakter terhadap anak. Karena kemorosotan nilai-nilai moral adalah tanggung jawab kita semua sebagai satu kesatuan elemen kemasyarakatan. 

Jika nilai-nilai karakter rusak dalam tubuh para remaja maka akan terjadi perilaku yang menyimpang yang bahkan dapat menimbulkan keresahan masyarakat, bahkan merugikan oranglain. 

Akhir-akhir ini sedang mewabah penyakit perilaku menyimpang di Indonesia tentang adanya Geng Motor yang merampok dan membancok orang lain yang jelas sangat berbahaya bahkan sangat meresahkan dan merugikan orang lain.  

Pemuda yang akan menjadi penerus bangsa dalam membangun masa depan negara menjadi pemuda yang menghancurkan dirinya dan negaranya. Semakin meningkatnya angka anak berpendidikan, maka semakin maraknya juga penyimpangan penyimpangan sosial di negara ini. 

Ini harus menjadi refleksi bersama bahwa ada yang salah dalam proses pendidikan di negara Indonesia dengan melupakan nilai-nilai moral atau nilai-nilai karakter dalam proses mendidik anak, baik oleh guru, orangtua, tetangga, dan orang orang dewasa lainnya yang ikut bertanggung jawab.

Karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan suci, baik buruknya anak tersebut tergantung pada lingkungan menurut aliran Empirisme yaitu john locke " anak lahir kedunia diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulis atau dikenal dengan tabula rasa". 

Pengalaman yang dialami oleh peserta didik atau anak adalah penentu dalam pembentukan watak anak maka lingkunganlah yang akan menulis pada kertas tersebut, sehingga dalam pembentukan karakter peserta didik adalah tanggung jawab bersama. 

Bahkan Ki Hajar Dewantara Mengemukakan konsep Tri Centra dengan menyatakan "Di dalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan muda." jadi, hal pertama yang membentuk peserta didik adalah keluarga.

 

Jika kita merujuk pada sekolah, apakah dalam proses penanaman nilai hanya dibebankan kepada guru Agama saja ? karena didalam sekolah yang menjadi orangtua peserta didik bukan hanya guru agama tetapi seluruh guru bahkan elemen pendidik adalah orangtua peserta didik, maka dari itu penanaman nilai harus menjadi tugas seluruh pendidik dalam mencetak anak yang bermoral. Guru dalam KBBI, bahwa sebagai orang yang pekerjaanya mengajar. 

Sedangkan menurut bahasa Arab disebut Mu'allim dan dalam bahas inggris adalah A person whose occupation is teaching others (McLeod,1989) yang artinya guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain[6]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun