Â
Analisis Bullying: Bullying dapat terjadi ketika seseorang merasa terancam atau tidak dihargai, baik di rumah atau di sekolah. Pelaku bullying sering kali menggunakan agresi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan kekuasaan atau pengakuan sosial, sementara korban bullying mungkin merasa kehilangan rasa aman dan harga diri.
Â
Solusi: Untuk mengatasi bullying, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemenuhan kebutuhan psikologis anak, seperti rasa aman, penerimaan, dan penghargaan. Program pengembangan diri yang berfokus pada peningkatan rasa percaya diri anak dan membangun hubungan sosial yang positif dapat mencegah terjadinya bullying.
Â
- Teori Perkembangan Sosial (Social Development Theory)
Â
Erik Erikson mengemukakan teori perkembangan psikososial yang mencakup tahapan-tahapan perkembangan manusia dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Pada masa sekolah, anak-anak berada dalam tahap "industri vs. inferioritas," di mana mereka mulai belajar keterampilan sosial, akademik, dan fisik. Selama tahap ini, anak-anak sangat peka terhadap pengakuan sosial dan status mereka di kelompok teman sebaya. Pola hubungan sosial yang terbentuk, termasuk bullying, dapat mempengaruhi perkembangan psikososial mereka.
Â
Analisis Bullying: Pada usia sekolah, anak-anak cenderung mencari pengakuan dan status di kelompok sosial mereka. Bullying sering kali menjadi cara untuk membangun atau mempertahankan posisi sosial di antara teman sebaya. Sementara itu, korban bullying sering merasa inferior dan tidak dihargai, yang dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional mereka.
Â
Solusi: Intervensi yang melibatkan seluruh komunitas, seperti sekolah yang mendukung kerjasama dan inklusivitas, sangat penting untuk mencegah bullying. Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menghargai perbedaan dan kerja sama di sekolah dapat membantu mencegah bullying dan mendorong perkembangan sosial yang positif.