Mohon tunggu...
asri bintoro asri bintoro
asri bintoro asri bintoro Mohon Tunggu... -

saya lahir di grabag kutoarjo purworejo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilar-Pilar Bangsa Negara Pancasila

7 Oktober 2012   13:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:07 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memang sebetulnya Bung Karno lebih fasih berpidato tentang Weltanshauung , filosofie grongslag  ketimbang soal soal budi luhung , unggah ungguh , tepo saliro, alon alon asal klakon  . Beliau lebih mengenal  ahli pikir seperti John Lock ,Thomas Hobes  , Machiavili , Jean Jack Russeau , Montesqieu ,Robespierre    ketimbang pujangga Mpu Tantular , Dharmawangsa  Paku Buono IV  , Mangkunegoro , Yasadipuro , Ronngowarsito .
Beliau lebih mengetahui  Das Kapital  ,Declaration of Human Right , Laissez Passer Laissez Fairez "    dari pada Asta Barata  SUTA SOMA , Centini ,Wulang Reh dan Weda Tama ,

Yaah , tak maido wong beliau memang bersekolah Belanda , hidup dalam lingkungan elite (Belanda ) dan kemudian selalu sibuk dengan urusan (karena menentang )  pemerinthan Belanda  .

Barang kali  yang selalu terngiang ngiang adalah kata gotong royong , tolong menolong , kekeluargaan kata kata yang beliau anggap memuat seluruh pandangan hidup orang dahulu  dan pertanyaan mengapa bangsaku menjadi bangsa tempe .

Bahkan kadang kadang sebagai orator yang selalu berapi api dan emosional mengenai nasib bangsa dan budayanya , pidato dan  perkataannya dipertanyakan orang yang kurang memahami maksudnya .

Barangkali soal soal yang kuno kuno ini , Pak Dalang dan Guru guru Ngelmu , wong tuwo adalah gudangnya,namun beliau beliau ini kurang disukai Bung Karno  .Alasannya dalang dan guru ilmu tak modern dan tak rational atau tak mendapat tempat karena tak diakui oleh pikiran yang berkuasa yaitu penjajahan . Sukarno kadang kadang menjadi kurang suka pada mistik ,klenik  tetapi mencintai budaya kuno .Pada hal budaya kuno banyak mengandung mistik, klenik dan irrasionalisasi . Disini juga terletak keanehan Soekarno , beliau ingin kembali kepada kebudayaan kuno , padahal beliau pasti mengerti yang kuno kuno itu menjadi tempat mistik ,ilmu  klenik, dinamisme,animisme , irrasionalisasi
Kadang menjadi modernis yang rasionalis , western membawakan wajah barat , disisi lain besar hasratnya untuk kembali ke budaya kuno .

Sebabnya ialah penjajah barat selalu menjauhkan nasionalisme dari pikiran anak jajahannya .Manuver yang menistakan budaya kuno  dimaksud untuk menghancurkan keberadaan budaya kuno  .
Hanya Soekarno dan segelintir orang yang bisa berdiri tegak , membawa yang kuno kuno kedalam medan perdebatan .

Yaitu karena Soekarno mempunyai pendidikan Eropah yang dapat mensejajarkan keberadaannya dengan intelektuelen lain .Karena Soekarno memiliki  pendidikan Eropah sebagai legalitas pikiran modern , setaraf dengan modernis yang lain yang umumnya mempunyai Hollandshe weten dan Hollandsce  denken .

Hal ini tentu lain dengan kedudukan dalang dan guru ilmu yang meskipun lebih ahli dalam bidangnya tak punya legalitas untuk berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan ahli yang kekuar dari pendidikan formal (Belanda ).
Malah merupakan golongan yang disikang sikang oleh orang orang yang dikatagorikan punya hollandsche denken dan hollandsche weten .

Apa yang beliau kuasai sudah sangat baik dari pada yang lain , para pejabat yang umumnya kaki tangan Pemerintah Belanda yang hanya  menghayati dan menikmati  budaya Belanda .

Yang lebih hebat lagi ternyata beliau  emoh terendam dalam budaya Eropah yang dapat memberikan kemudahan kemudahan , tetapi meloncat seperti ikan yang nakal dari dalam bak  ,satu bak budaya Eropah yang dapat memberi kenyamanan dan kemewahan . Beliau malah, memilih jalan kepribadian sendiri , budaya timur yang kuno kuno ,yang masih belum jelas keadaannya , dengan puncak Lahirnya Pancasila yang menjadi dasar berpijaknya bangsa Indonesia . Preambule UUD 45 .

Selanjutnta bahkan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun