Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Hanya Menepati Janji

19 Februari 2021   07:19 Diperbarui: 19 Februari 2021   07:40 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Aku  : Kenapa mas, 

Mas berantem lagi

Mas Wijaya : nggak dek.  Mas rasa ada yang beda, tatapan  dan suara adek kemarin saat vidio  call.

Aku :  Maksud mas ?  Adek mas tidak akan pernah berubah   hingga detik ini

Mas Wijaya : Mas percaya adek tidak berubah,    tapi kemarin beda dari biasanya 

Andai mas Wijaya tahu, bagaimana aku merasa tak nyaman dan tersiksa, aku sengaja agar mas Wijaya  membenciku. Mas milik aku sewaktu kita masih remaja. Sekarang kita telah berbeda.

Untuk apa kita saling menyapa kalau membuat keluarga mas berantakan. Lebih baik aku yang mengalah. Bukankah aku terbiasa jauh dari mas Wijaya. 

Biarkan hati nurani kita yang saling menyapa dan bercerita. Walau tak saling sapa, bukankah belasan tahun kita tetap menjaga hati dan pikiran untuk tidak melupakan, saling mendoakan. 

Apa lagi sekarang kita bisa saling sapa namun rada kita beri jeda saja. Walau sebenarnya jujur adek ingin menghabiskan waktu untuk bercerita yang tersimpan selama ini.

Tapi kali ini adek harus mengalah. Lamunanku buyar ketika hape kembali berbunyi.

Mas Wijaya : Dek, mas pulang dulu ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun