Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Karena Ada Pemicunya

29 Desember 2020   21:56 Diperbarui: 29 Desember 2020   22:19 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi psikologi islam.blog.com

Saat dia cerita dia bilang di usia ke empat puluh sembilan ini, dia baru tahu apa itu puber kedua, bagaimana rasa nya puber ke dua. Karena selama ini kehidupan yang dia jalani seperti kota mati, lebih banyak berdiam diri. Menghindar dari ribut. 

Suami yang merasa tak dihargai oleh seorang istri bisa menjadi pemicu untuk mencari yang membawa hatinya tenang. Bahwa di saat puber ke dua inilah dia merasa butuh seseorang  untuk lebih memahami kondisi yang dia alami.

Apakah ini bisa dikatakan rumah tangga yang sehat? Bukankah rumah tangga itu ada timbal baliknya? Bukan hanya sekedar nafsu dan kewajiban belaka.

Kesimpulan dari dua cerita ada pemicu untuk terjadi dan berlanjut. Ada arus yang timbal balik, seakan akan titik persoalan tersebut ada pada wanitanya. 

Namun kalau bijak menyingkapi mungkin kejadian itu akan berbeda. Saat mengalami masa itu hanya ditebarkan pesona dengan istri sendiri, lebih peduli, perhatian bahkan sekali kali meminta istri berdandan di depan suami atau sebaliknya di saat istri merasakan hal yang sama.

Semua itu karena ada pemicunya untuk terjadi perselingkuhan atau hanya sekedar genit genit   mulut terhadap lawan bicara.

Ulasan sederhana ini hanyalah ulasan seorang istri yang terbiasa di rumah. Tanpa dandanan ,tanpa baju kinclong, tapi hanya seorang istri yang ada di rumah untuk anak dan suaminya yang membawakan segelas air hangat dan menemani suami  sejenak mendengar cerita kepenatan selama bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun