Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Aku dan Kawanan Senja

26 Agustus 2019   15:29 Diperbarui: 26 Agustus 2019   18:25 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang hujan pertama di kota daeng,

tentang senja terindah di kota daeng,

dan tentang apa saja yang bisa kupungut dari celah-celah ingatan.

Satu per satu debar tak terbayar berlabuh bersama rasa yang yang terdalam.

Sial, aku merindukan perjalanan dua belas bulan.

Ketika tanah basah dicumbu hujan.

Lalu perlahan kusaksikan malam mengulum senja tanpa ampunan,

dan sang rembulan menyanyikan elegi kerinduan.

Senja III

Entah sejak kapan senja menjelma menjadi

elegi yang paling durjana dalam hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun