“Kapten Piere Tendean, Pak” jawab Tina pelan.
Pak Karto mengangguk-angguk sambil berjalan ke bangku paling belakang, “ Ya ... ya, kamu benar, bagus.”
“Eh ... kamu Adit! Bapak perhatikan kamu diam saja, kenapa?” tanya guru Sejarah itu bernada sinis.
“Nggak apa-apa, Pak,” jawab Adit datar.
“Hm, baiklah, sekarang kamu jawab pertanyaan bapak. Apa pendapat kamu mengenai presiden kita Ir Joko Widodo akan segera meminta maaf kepada eks-PKI?”
Murid yang duduk di bangku paling belakang tersebut diam sejenak. Belum ada jawaban darinya, tampak raut wajahnya cemas dan bingung.
“Kenapa kamu, Adit? Tidak bisa jawab, ya?” wajah Pak Karto memerah.
“Maaf, Pak ... saya tidak mengerti eks-PKI, eks-nya itu maksudnya apa, Pak?”
“Oh ... kamu tidak mengerti ‘eks’ itu apa, ya? Ayo yang lain! siapa yang tahu apa arti ‘eks’?” suaranya keras sampai keluar kelas.
“Saya tau, Pak!” tina mengacungkan jari telunjuknya.
“Hm ... bagus ... bagus ... Apa itu ‘eks’?