Mohon tunggu...
Asih Rangkat
Asih Rangkat Mohon Tunggu... lainnya -

Mewujudkan lamunan dalam tulisan...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ketika Dede Jingga Sakit

24 Desember 2015   20:41 Diperbarui: 24 Desember 2015   21:18 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena salah klik rumah sakit, sopir yang lokasinya jauh dari Nimun Raya terpaksa membatalkan pesanan kami. Kembali saya mengklik mbah Google mencari rumah sakit terdekat dari Nimun Raya. Pilihan terdekat yang muncul adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Yadika. Mestinya rumah sakit umum, namun dalam kondisi gawat seperti ini, rumah sakit apapun itu akan kami tuju asal dekat dengan Nimun Raya.

Berulangkali mencoba tetap hasilnya nihil. Mungkin karena dini hari, para sopir masih lelap dibuai mimpi. Kami lalu mencoba menghubungi operator taksi. Tersambung, saya lalu memesan taksi dan menyebutkan alamat dimana dede Jingga dan Teh Lia berada. Pihak operator menanyakan nama kelurahan. Saya bingung lalu memutuskan sambungan telpon. Menurutku, pihak operator terlalu berbelit-belit ataukah memang seperti itu aturan memesan taksi? Maklum saya baru dua hari di Jakarta. Kebiasaan di Makassar hanya menyebutkan alamat maka taksi pesanan kita akan segera datang.

Saya kemudian menelpon Teh Lia meminta beliau menanyakan nama kelurahan pada pengurus home stay. Tapi si mbak juga tidak tahu. Bagaimana ini? kami kok jadi sibuk mencari nama kelurahan? Walau kesal, saya browsing mencari nama kelurahan.  Belum tuntas, saya hentikan pencarian karena menurutku sia-sia.

Didera rasa panik, saya lalu kembali menghubungi grabtaxi. Disela-sela usaha kami mendapatkan kendaraaan, telpon dari Teh Lia tak berhenti berdering menanyakan taksi yang tak kunjung datang. Kami berpacu dengan waktu karena dede Jingga makin kritis. Setelah untuk kesekian kalinya gagal mendapatkan kendaraan via grabtaxi, saya kembali menghubungi operator taksi.

Kali ini saya memakai hape Ranti karena pulsaku habis. Suara laki-laki terdengar dari seberang. Suaranya berwibawa. Penuh harap saya menyebutkan pesanan taksi dan alamat yang dituju. Kembali saya mendapatkan pertanyaan yang sama.

“Nama kelurahannya, mbak?”

“Bintaro mas, eh Tanah Kusir.”

“Nama kelurahannya, mbak.”

“Waduh, gimana saya tahu, mas? Saya baru dua hari disini. Mana tahu nama kelurahan.” Keluhku disertai rasa kesal.

“Harus ada nama kelurahan, mbak. Coba mbak tanya orang-orang disitu..”

“Gak ada yang tahu, mas. Kami semua pendatang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun