Setelah mengikuti acara kompasianival dan kopdar bareng di rumah ayah Windu Hernowo, saya dan teman-teman kemudian berpisah. Dede Jingga Rangkat dan Teh Lia kembali ke home stay, sementara saya, Ranti dan Imas mengungsi ke rumah kost Acik.
Perjalanan menuju rumah Acik sungguh mengenaskan. Saat di Gancit saya menanyakan lokasi rumah Acik,
“Deket kok, deket lampu merah.” Jawab Acik sambil menunjuk ke arah kanan.
Terbersit dalam pikiranku lokasinya dekat Gancit, baguslah. Jarak Nimun Raya dan Gancit kan tidak terlalu jauh. Proses mengungsi bukan lagi beban yang harus kami pikirkan. Kami kemudian mengikuti kopdar di rumah ayah Windu dengan suka cita sambil menikmati sajian yang dihidangkan tuan rumah.
Masalah baru hadir saat kami meninggalkan homestay dan menuju rumah Acik. Petunjuk yang Acik berikan meleset dari yang kami perkirakan. Lampu merah, nama Mini Market bahkan SPBU yang jadi petunjuk tetap membuat kami kesasar dan membuat sopir Grabtaxi memutar balik kendaraan karena salah petunjuk.
Akhirnya setelah sekian lama berpusing ria mencari alamat, tibalah kami di jalan palmerah utara 3. Pak sopir sempat mengeluh karena kami tidak memberikan alamat yang lengkap. Bapak itu jelas lebih tahu jalan daripada sekedar petunjuk-petunjuk yang kami berikan.
Singkat cerita setelah ngobrol hahahihihi, curhat panjang kali lebar, dan segenap aktivitas menjelang tidur, tepat jam 12, kamipun terlelap. Ruangan yang adem karena AC membuat tidur kami makin lelap.
. . . . . . . . . . .
Sejauh apapun aku melangkah, kaukan selalu dihatiku.....
Reff syair lagu Rini Idol mengalun berulang-ulang dari hapeku. Saat kuangkat dan melihat nama yang menelpon, dede Jingga Rangkat. What happened?! Ada apa? Jam 3 dini hari, tumben dede Jingga menelpon? Di dera penasaran, saya kemudian menekan tombol terima. Namun yang terdengar kemudian bukan suara dede Jingga melainkan suara Teh Lia yang panik disertai suara dede Jingga yang kesakitan. Teh Lia mengabarkan dede Jingga sedang sakit parah dan minta tolong dicarikan mobil atau taksi.
Telpon ditutup. Segera kubangunkan teman-teman dan menyalakan lampu. Kuraih andro kemudian mulai mengklik aplikasi Grabtaxi. Aplikasi yang selama beberapa hari ini selalu menemani aktivitas transportasi kami. Butuh perjuangan untuk mendapatkan kendaraan. Apalagi kami juga harus mencantumkan nama rumah sakit tujuan. Hal yang luput dari perhatian kami.