Mohon tunggu...
Asifatul Zannah
Asifatul Zannah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon, Program Studi Tadris Biologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Telur Hewan Insecta Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina) atau Kroto sebagai Obat Kadar Gula Darah

31 Desember 2024   06:30 Diperbarui: 30 Desember 2024   23:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi kroto 2024

Dokumentasi Pribadi kroto 2024
Dokumentasi Pribadi kroto 2024
Asifatul Zannah 1), Ayu Alida 2), Lingga Pasha Purnama Putri 3), Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon. Jl. Perjuangan Sunyaragi, Cirebon 45132, Jawa Barat, Indonesia

ABSTRAK

Telur semut rangrang atau kroto (Oecophylla smaragdina) memiliki potensi besar dalam dunia kesehatan, khususnya untuk menurunkan kadar gula darah. Artikel ini membahas kandungan nutrisi kroto, mekanisme bioaktifnya dalam mengelola kadar gula darah, dan hasil penelitian yang mendukung manfaat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni dengan teknik wawancara. Wawancara membantu mengumpulkan data penelitian dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Penelitian ini juga dibantu dengan jenis dan sumber data yang berasal dari buku literature dan jurnal  terkait secara induktif. Implikasinya,kroto bisa menjadi salah satu bahan alami yang menjanjikan dalam mendukung pengelolaan kadar gula darah.

Keywords: Kroto, Oecophylla smaragdina, kadar gula darah, diabetes, flavonoid.

PENDAHULUAN

Serangga merupakan salah satu kelompok hewan terbesar di dunia. Kelompok ini mencapai lebih 70% dari seluruh jenis hewan dan 1 juta jenis telah diidentifikasi. Serangga berpotensi menjadi hama jika kelompok ini mengalami ledakan populasi. Namun demikian, terdapat peran positif serangga yang tidak disadari yakni sebagai agen penyerbuk bagi sebagian. besar tumbuhan di alam dan sumber pangan alternatif. Beberapa studi menyebutkan bahwa serangga dapat menjadi sumber makanan baik bagi manusia maupun binatang lain. Beberapa serangga juga dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit pada manusia salah satu nya adalah semut (Angkasa s.2015).

Semut merupakan salah satu hewan kelompok insecta yang di katakan sebagai indikator hayati, sebagai alat monitoring perubahan kualitas lingkungan dan penentuan hewan konservasi. Beberapa jenis semut dimanfaatkan sebagai obat kadar gula darah salah satunya yaitu semut rangrang. Semut rangrang termasuk hewan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, yaitu sebagai penghasil kroto atau telur semut yang banyak sekali manfaat nya, salah satunya untuk pengobatan kadar gula darah manusia (Suhara.  2019).

Semut dikenal sebagai serangga sosial, karena dalam satu koloni semut yang terdiri dari ribuan individu per koloninya. Organisme ini terkenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur dan memiliki perang masing-masing yang dibagi menjadi semut pekerja, prajurit, pejantan dan ratu. Semut merupakan salah satu kelompok hewan yang dikatakan sebagai indikator hayati dan sebagai alat monitoring perubahan kualitas lingkungan. Hal ini didukung oleh sifat semut yang dapat hidup diberbagai tempat. Walaupun banyak spesies semut yang mampu membuat sarang dalam kondisi yang cukup variatif, namun banyak juga yang memerlukan kriteria tertentu dan khusus untuk membangun sarang. Bentuk tubuh semut yaitu tidak mempunyai tulang di dalam badannya, namun badan semut dibalut oleh lapisan kulit yang keras, seperti serangga lainnya. Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu: kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Ciri-ciri semut bagian kepala, dada (thorax), perut (abdomen) dan organ lainnya (mata, kaki, dan sayap). (Yusdira, A. Et al 2014)

Semut menjadi salah satu serangga yang memiliki banyak spesies. Salah satu jenis semut yang paling sering dijumpai adalah Semut rangrang (Oecophylla smaragdina). Semut rangrang ini merupakan salah satu semut yang membangun sarang di atas pohon dengan cara merajut daun-daun di pohon serta memiliki tingkah laku yang cukup agresif terhadap spesies semut lain di sekitarnya. Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) termasuk serangga dalam ordo Hymenoptera, family Formicidae. Semut rangrang merupakan serangga eusosial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal). Semut rangrang membentuk sarang di bagian tajuk pohon. Sarang dibentuk dari jalinan beberapa helai daun muda dengan menggunakan sutera yang dikeluarkan dari mulut larva. Sarang bersifat polydomous artinya satu koloni mendiami banyak sarang dalam satu pohon atau dalam pohon yang berbeda.Dalam satu sarang dapat ditemukan ratusan sampai ribuan semut pekerja . Di alam, semut ini banyak ditemukan mendiami pohon-pohon berdaun lebar, lentur, dan tidak bergetah seperti mangga, kelapa, karet, jati, jambu air, nangka, rambutan, duku, kakao, sirsak, jengkol, jeruk, atau kedondong . (Zakariaso, B & Nugroho, H. 2024).

Semut rangrang termasuk ke dalam semut eusosial yang masih tergolong ke dalam keturunan lebah atau tawon. Semut sangat berperan penting dalam ekosistem. Keberadaan semut memiliki peran penting dalam ekosistem diantaranya sebagai ecosystem engeener atau soil engeener selama proses pembuatan sarang. Iklim mikro memiliki pengaruh terhadap keberadaaan semut, perubahan iklim mikro ikut berpengaruh terhadap perubahan perubahan proses fisiologis semut dan berpengaruh terhadap proses fisiologis semut sehingga berpengaruh pada keragaman spesies semut. Dalam satu spesies, semut terdiri dari beberapa koloni dengan jarak antar sarang yang cukup jauh, sehingga memungkinkan adanya perbedaan faktor lingkungan yang mampu mempengaruhi variasi gen pada setiap koloni semut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi genetik pada semut rangrang (Oecophylla smaragdina) dari 3 koloni yang berbeda. Keragaman genetik yang dihasilkan dari analisis DNA ini dapat berguna untuk mengetahui variasi genetik tiap koloni semut sebagai penentuan hubungan kekerabatan antar individu atau populasi pada semut rangrang (Oecophylla smaragdina). (Zakariaso, B & Nugroho, H. 2024).

Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) merupakan salah satu kategori serangga berguna, karena selain berguna sebagai agen pengontrol hayati pada bidang pertanian, semut rangrang juga mampu menghasilkan larva dan pupa yang biasa disebut dengan kroto. Kroto di Indonesia memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena telah lama diketahui memiliki kandungan yang baik sebagai pakan burung pekicau. Harga kroto semut rangrang bisa mencapai Rp. 70.000,- hingga Rp. 100.000,- per kilogram. Oleh karena itu untuk dapat memenuhi kebutuhan kroto bagi konsumen, maka dilakukan proses budidaya kroto secara modern. Sebagai hewan yang diternakkan tentunya semut rangrang tidak dapat mencari makanan dengan sendirinya, perlunya pentingnya peternak untuk dapat memberikan asupan nutrisi yang sesuai bagi semut rangrang baik nutrisi padat (pakan) maupun nutrisi cair (minuman). Semut rangrang membutuhkan asupan protein tinggi dan juga glukosa sebagai sumber energi. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang nutrisi dan waktu panen yang paling optimal untuk mendukung produksi kroto sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal. (Jamal, A. Et al 2015)

Metamorfosis sempurna, adalah perubahan kedewasaan melewati perubahan bentuk dalam tahap-tahap yang berbeda yang antara satu dengan yang lainnya. Beberapa hewan mengalami jenis proses metamorfosis yang satu ini. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang mengalami metamorfosis sempurna ini melewati beberapa Masing-masing tahapan tersebut memiliki bentuk yang berbeda hewan tahap. dengan tahapan lainnya. Tahap-tahap perubahan hewan yang mengalami metemorfosis sempurna adalah telur, telur berubah menjadi larva, larva berubah menjadi pupa, pupa berkembang menjadi dewasa (imago), dan begitu seterusnya membentuk daur atau siklushidup  (Wenda, Y et al 2018).

Menurut Paimin (2001) tahap pertumbuhan semut dimulai dari telur menjadi larva, pupa, dan imago. Perkembangan rata-rata telur akan menetas dalam 17-24hari sedangkan periode larva akan memakan hari proses dapat dan periode pupaberlangsung selama 13-22 hari. Secara metamorfosis dapat berlangsung bertahan hidup 2-4 2-3 bulan.Semut waktu 24-27 keseluruhan jantan hanya bulan, sedangkan ratu/betina terus berkembang menghasilkan telur selama 4-6 bulan.

Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah antara lain, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta berolahraga. Hiperglikemia merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar glukosa darah melebihi normal.faktor yang dapat mempengaruhi gula darah pada diabetes melitus adalah kurang berolahraga, jumlah makanan yang dikonsumsi bertambah, meningkatnya stress dan faktor emosi, cemas, pengetahuan diit diabetes melitus, pertambahan berat badan dan usia, serta dampak perawatan obat misalnya steroid (Sani, B. 2014).

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang terus meningkat prevalensinya di seluruh dunia. Pengobatan alami berbasis bahan bioaktif dari alam semakin diminati, salah satunya adalah penggunaan telur semut rangrang atau kroto. Kroto mengandung berbagai nutrisi dan senyawa bioaktif yang dipercaya mampu membantu mengontrol kadar gula darah secara alami. Artikel ini bertujuan untuk mengulas manfaat kroto dalam pengelolaan diabetes berdasarkan kandungan nutrisinya, mekanisme kerjanya, dan hasil penelitian awal yang telah dilakukan (Saras, T. 2023).

METODE PENELITIAN

Pada Penelitian kali ini, riset ini dilakukan pada hari jumat, 06 Desember 2024 di Bode Lor, Kec. Plumbon, Kab. Cirebon, menggunakan metode kualitatif (wawancara). Wawancara membantu mengumpulkan data penelitian dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Penelitian ini juga dibantu dengan jenis dan sumber data yang berasal dari buku literature dan jurnal  terkait secara induktif. Analisis induktif ini digunakan untuk menemukan dan memastikan kenyataan-kenyataan yang sebagaimana tujuan dari penelitian ini. 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL

Pengamatan kali ini dilaksanakan pada hari jumat, 06 Desember 2024 yang berlokasi di Bode Lor, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Pengamatan ini dilakukan mengetahui manfaat kroto sebagai obat kadar gula darah. Metode pengambilan data menggunakan wawancara dengan narasumber yang merupakan penjual kroto di desa tersebut yang bernama Soleh. Selama pengamatan, tim peneliti melakukan pengumpulan data secara mendalam mengenai manfaat kroto semut rangrang sebagai obat kadar gula darah. Wawancara dengan penjual kroto semut rangrang dengan yang mengonsumsi kroto memberikan informasi berharga tetang pemanfaatan kroto semut rangrang sebagai obat kadar gula darah.

 Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa kroto merupakan telur dari semut rangrang yang memiliki bentuk yang unik dan biasanya digunakan untuk makanan burung, sebagai cemilan yang dikonsumsi manusia, dan untuk pengobatan. Kroto biasanya ada dihutan, didaerah pegunungan, dan di perkebunan. Biasanya ada di atas pohon mangga, rambutan, jambu, beringin, dan pohon lainnya yang tinggi. Kroto biasa dimanfaatkan untuk membuat burung berkicau dengan baik dan panjang atau merangsang kicauan burung. Kroto dimanfaatkan manusia untuk pengobatan kadar gula darah tinggi. Narasumber mengatakan bahwa benar adanya bahwa kroto tersebut digunakan untuk pengobatan kadar gula darah, karena sudah ada beberapa orang yang mengonsumsi kroto sebagai pengobatan kadar gula darah.

Pengambilan Kroto

Cara pengambilannya yaitu diambil menggunakan bambu yang disambung-sambung sampai tinggi sehingga mencapai bagian atas pohon. Bambu untuk pengambilan kroto dipasang dengan seser ikan. Pasang bambu didekat sarang semut, pastikan posisi bambu mudah dijangkau. Semut rangrang akan tertarik dengan bambu dan akan membangun sarang baru dibambu tersebut. Kroto diambil dengan menggunakan bambu yang ujung- nya dipasangi besek. Ujung yang runcing berfungsi menusuk sarang semut, sehingga telur-telurnya jatuh di besek. Lubang tusukan yang kecil ini secara alamiah akan ditutup oleh telur- telur semut rangrang yang akan dihasilkan beberapa hari kemudian. Biasanya, pemanenan di tempat yang sama baru dapat diulangi satu bulan kemudian (Rohman, A & Sumantri. 2018).

Bisa juga menggunakan piranti khusus, yang dapat dibuat sendiri. Piranti ini terdiri atas bambu sebagai penyangga dan alat penjaring. Ukuran penyangga cukup ber- pengaruh terhadap hasil. Semakin tinggi ukurannya, semakin besar pula hasil yang diperoleh. Alat penjaring terbuat dari kain kasa yang dibentuk seperti kerucut. Alat penjaring di- gantungkan pada penyangga, dengan menggunakan tali rafia, pada ketiga bagian sisinya (Wenda, Y., et al. 2018).

Cara Pengolahan Kroto

 Berdasarkan hasil wawancara, biasanya orang-orang mengolah kroto dengan cara dicuci terlebih dahulu sampai bersih hingga tidak ada semut yang tersisa. Setelah dibersihkan, kemudian kroto direbus kurang lebih 2 menit. Kemudian hasil dari rebusan kroto disaring dan dicampur dengan madu. Setelah itu kroto dapat dikonsumsi. Kroto yang merupakan telur semut rangrang telah dikenal dalam beberapa budaya sebagai makanan yang kaya akan nutrisi dan memiliki potensi untuk membantu mengatur kadar gula darah. Proses pengolahan kroto untuk pengobatan kadar gula darah melibatkan beberapa langkah yang penting untuk memastikan manfaatnya dapat diperoleh secara maksimal. Pertama, kroto harus dikumpulkan dari sarangnya dengan cara yang hati-hati agar tidak merusak ekosistem semut. Setelah itu, kroto perlu dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan bakteri yang mungkin ada (Ridwanto, M., et al. 2024).

Setelah dicuci, kroto dapat diolah menjadi berbagai bentuk, seperti dijadikan campuran dalam makanan atau minuman. Salah satu cara yang umum adalah dengan mengolah kroto menjadi bubur atau dicampurkan dengan sayuran dan rempah-rempah yang memiliki efek menurunkan gula darah, seperti kayu manis dan jahe. Pengolahan ini tidak hanya meningkatkan rasa tetapi juga meningkatkan nilai gizi dari kroto itu sendiri (Prayoga, B. 2015).

Kroto kaya akan protein, asam lemak omega-3, dan berbagai vitamin serta mineral yang dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh dan mendukung fungsi insulin. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang kaya akan protein dan serat dapat membantu mengontrol kadar gula darah dengan lebih baik. Oleh karena itu, mengintegrasikan kroto ke dalam pola makan sehari-hari, terutama bagi penderita diabetes, dapat menjadi pilihan yang baik. Namun, penting untuk diingat bahwa pengolahan kroto harus dilakukan dengan cara yang sehat, seperti menghindari penggunaan bahan tambahan yang tinggi gula atau lemak jenuh. Selain itu, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter juga dianjurkan untuk memastikan bahwa pengolahan dan konsumsi kroto sesuai dengan kebutuhan kesehatan individu. Dengan pendekatan yang tepat, kroto dapat menjadi salah satu alternatif dalam pengobatan kadar gula darah yang lebih alami dan bergizi (Prasetyo, B., & Pratomo, H. 2018).

Komposisi Nutrisi Kroto

Kroto mengandung protein, asam amino esensial, lemak sehat, serta vitamin dan mineral. Selain itu, kroto kaya akan senyawa bioaktif seperti flavonoid, asam linoleat, dan antioksidan yang berperan penting dalam mengurangi risiko komplikasi diabetes. Kroto dikenal memiliki kandungan protein tinggi. Hasilnya, dari 100 Oecophylla smaragdina pada berbagai tahap perkembangan, bahan segar mengandung protein sebanyak 20-70%. Ada pun perinciannya ialah, ratu semut mengandung protein 27-59%, pupa ratu 26-46%, dan ratu dewasa 26%. Sementara pada semut pekerja kandungan protein fase larva 15-35%, fase pupa semut pekerja 12-27%, dan 10-18% pada fase pekerja dewasa. Pada periode November-Februari kandungan protein berkisar 12-14% untuk semua kelompok tahap larva ratu dan pekerja (Ar Rahman, R. 2015).

Kroto, yang merupakan telur semut rangrang, memiliki komposisi nutrisi yang kaya dan bermanfaat baik untuk hewan maupun manusia. Dalam setiap 100 gram kroto, terdapat sekitar 493 kalori dengan kadar air sekitar 22%. Kroto mengandung sekitar 24,1 gram protein, yang dapat meningkat hingga 47,80% pada jenis kroto basah, serta 4,3 gram karbohidrat dan 42,2 gram lemak. Selain itu, kroto juga kaya akan mineral, seperti fosfor (sekitar 230 miligram) dan zat besi (10,4 miligram), serta vitamin B1 (0,22 miligram), B2 (1,13 miligram), vitamin A (710 IU), dan niacin (5,7 miligram). Sebagai sumber protein yang baik, kroto sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan, terutama dalam pakan ikan lele, di mana penggunaannya dapat mempercepat pertumbuhan dan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pakan lainnya. Dengan komposisi yang tinggi dalam protein dan lemak, kroto menjadi pilihan yang menarik dalam dunia peternakan dan perikanan, serta memiliki potensi manfaat kesehatan bagi manusia (Hermawan, D. 2019).

Gambar 1. Telur Semut Rangrang atau Kroto
Gambar 1. Telur Semut Rangrang atau Kroto

Gambar 2. Dokumentasi dengan Narasumber Penjual Kroto
Gambar 2. Dokumentasi dengan Narasumber Penjual Kroto

KESIMPULAN

Kroto, yang merupakan telur semut rangrang, memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai obat tradisional dalam membantu menurunkan kadar gula darah. Hal ini didasarkan pada kandungan nutrisi kroto, seperti protein, asam amino, dan senyawa bioaktif tertentu, yang diduga mampu mendukung pengaturan metabolisme glukosa dalam tubuh. Beberapa senyawa tersebut diperkirakan dapat meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga membantu mengontrol kadar gula darah. Namun, mekanisme pasti mengenai bagaimana kroto bekerja dalam menurunkan gula darah masih memerlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus.

Selain potensi manfaatnya, aspek keamanan konsumsi kroto juga perlu diperhatikan. Kroto umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, tetapi risiko seperti alergi atau interaksi dengan obat tertentu tetap harus diwaspadai. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum menjadikan kroto sebagai bagian dari terapi. Meskipun kroto berpotensi sebagai alternatif atau pelengkap pengelolaan diabetes, penggunaannya tidak dapat menggantikan pengobatan medis yang sudah terbukti efektif. Studi ilmiah lebih lanjut, khususnya penelitian klinis pada manusia, sangat diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya. Dengan demikian, kroto bisa menjadi salah satu bahan alami yang menjanjikan dalam mendukung pengelolaan kadar gula darah, namun tetap harus digunakan dengan bijak dan didasarkan pada bukti ilmiah.

REFERENSI

Angkasa s. (2015). revolusi produksi kroto. jakarta: PT. Niaga Swadaya

Ar Rahman, R. (2015). Pemanfaatan Nutrisi Cair Terhadap Kualitas dan Waktu Panen Kroto Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina). Jakarta: Media kita.

Hermawan, D. (2019). Meraup Rupiah dari Budi Daya Kroto. Laksana. Jakarta: Zahir Publishing

Jamal, A., Hasan, E., & Sitanggang, M. (2015). Budi Daya Kroto Sistem Stoples. AgroMedia.

Paimin, F.B dan F.R. Paimin 2001. Budidaya Semut Rangrang Penghasil Kroto. Jakarta: Penebar swadaya.

Prasetyo, B., & Pratomo, H. (2018). PELATIHAN BUDIDAYA KROTO SEBAGAI PAKAN BURUNG KICAUAN PADA MASYARAKAT KAMPUNG NAGROG DESA TEGAL, BOGOR. Jurnal Ilmu Biologi. 9 (2).

Prayoga, B. (2015). Kupas Tuntas Budi Daya Kroto Cara Modern. Jakarta Timur: Penebar Swadaya Grup.

Ridwanto, M., Saleh, R., & Adiputra, F. (2024). Jurnal Medika Indonesia. Vol.5 No.1.

Rohman, A & Sumantri. (2018). Analisis Makanan. Yogyakarta: UGM Press.

Saras, T. (2023). Kalsium: Tulang Kuat dan Kesehatan yang Optimal. Semarang: Tiram Media.

Suhara. (2019). Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina). Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia.

Sani, B. (2014). Panen Uang Dari Budidaya Kroto. Surabaya: Kata Pena.

Wenda, Y., Frans, T., & Kainde R. (2018). Ukuran Populasi Kroto dan Tumbuhan Inang Semut Rangrang di Hutan Pantai Moinit Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Pengabdian Masyarakat . Vol.9, No.5

Yusdira, A., Mukhlis, E., & Sitanggang, M. (2014). Budidaya Kroto Sistem Besek: Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.

Zakariaso, B & Nugroho, H. (2024). Cara Mudah dan Cepat Sukses Agribisnis Semut Rangrang. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun