Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Vonis untuk Meliana Mengusik Rasa Keadilan

25 Agustus 2018   04:44 Diperbarui: 25 Agustus 2018   05:46 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Protes Meliana perihal volume adzan pula dikatakan sebagai pemicu kericuhan berwarna SARA di Tanjung Balai.

Dalam tuduhan jaksa penuntut umum, melansir dari Kantor Berita Radio (KBR), suami dari Meliana, Lian Tui, sudah memohon maaf ke pihak mesjid Al Makhsum setelah beberapa orang bereaksi negatif atas protes volume adzan.

Tapi kemarahan massa pada Juli 2016 itu jebol. Massa selain melempari rumah suami-istri itu dengan batu, namun pula merusak dan membakar kelenteng dan vihara.

Bagi Erwan Effendi, salah seorang anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatera Utara, vonis 1,5 tahun buat Meliana tidak sebanding dengan kerusuhan yang terlanjur pecah.

Menurut Effendi, putusan tersebut tidak akan membuat jera. Erwan memperkirakan, penodaan agama bisa muncul lagi di Tanjung Balai.

"Ternyata hukumannya cuma 18 bulan, putusan yang mengecewakan. Harus berat supaya jera," papar Erwan.

Sementara, peneliti Wahid Foundation, Alamsyah Jafar, delik penistaan agama yang tercantum di pasal 156a KUHP sebaiknya tidak lagi digunakan.

Ia mengatakan setiap umat beragama mesti toleran kepada berbagai perbedaan.

"Tidak setiap hal yang melukai perasaan orang lain mesti dipidanakan. Yang terbaik adalah berdialog" katanya.

Pemuka agama berperan penting guna mengkampanyekan dialog. 

Persatuan Gereja-gereja di Indonesia, Muhammadiyah, NU dan organisasi yang lain mesti memberikan keyakinan bahwa mereka tak khawatir bakal menjadi korban penistaan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun