Mohon tunggu...
Elia Kristanto
Elia Kristanto Mohon Tunggu... -

seorang yg yakin adanya kesadaran sejarah baru akan membawa pembaruan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Untuk Para Pembela dan Pendakwa Sitok dan Perempuannya

7 Desember 2013   12:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:13 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya lelaki, jika para perempuan mau jujur, dari dulu sampai sekarang ya hal yang sama terjadi juga pada kaum perempuan.

Bersyukurlah, yang ada dalam pikiran dan hati takkan tampak di luar. Kita harus berterima kasih pada Allah untuk itu, karena kita bisa menyimpan rapat rapat dosa itu. Dosa? Jika ada yang ingin membantahnya, silahkan. Bebas saja (dan silahkan dibaca kembali kitab suci masing masing).

Ranjang Sitok, ranjang kita semua?

Jangankan Sitok yang memuncratkan semburat kekaguman dari olah kata katanya. Sitok mengolah kata ibarat seorang lelaki ber gym untuk mendapatkan otot six pack. Sitok sadar itu, sangat. Kata katanya semakin powerful, dengan olah tubuh, postur, gestur, body language.

Dan disana, di antara para perempuan, bukan hanya mengunyah sihir kata Sitok, tapi membayangkan Sitok sendiri bergumul dengannya. Ya, adalah satu dua. Tidak dapat saya buktikan. Tapi ada seorang perempuan muda yang membawa janin yang katanya berasal dari Sitok seorang. Paling tidak itu kata media.

sitok sotoy

Sitok bukan siapa siapa. Harus ada wahana untuk mengangkatnya menjadi seorang Sang Penyair. Malah lekat dia disebut Sang Budayawan. Dia bukan siapa siapa. Dia mondok di kebesaran Rendra. Sitok mengamati kehidupan si suhu dengan beberapa istrinya, yang berakhir satu. Perempuan perempuan Rendra lainnya memilih silam.

Mungkin saja Sitok berkehendak setia, paling tidak itu telah ia tunjukkan. Tetapi, para lelaki di sekitar Sitok sama saja dengan Sitok tak dapat mengelola kekaguman itu tanpa juga turut berpesta menikmati pengagumnya.

Tapi sindrom Sitok, bukan hanya mereka yang memiliki magma kekaguman, baik lokal maupun lokal banget. Sindrom Sitok adalah sindrom lelaki dengan penisnya. Ini bisa terjadi pada tukang becak, tukang ojek, penjaga masjid, koster gereja, penjaga vihara................., siapapun yang punya penis. Pilihan ada di tangan mereka. (Saya tidak perlu menyebut ketua partai, kader partai, pejabat, pejabat Mahkamah Konstitusi, pejabat POLRI, ya siapa saja, politisi, hakim, jaksa yang harus menghadapi terdakwa yang sebetulnya sama saja dengan mereka.

Sindrom Tahta

Darimana asal sindrom tahta sehingga mempengaruhi sang penis merasa bisa terpenetrasi kemana saja sepanjang dia suka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun