Peningkatan harga diri. Hasil produktif dari konflik adalah peningkatan harga diri pihak-pihak yang berkonflik.
Meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Apabila konflik dapat ditangani dengan baik maka kreativitas dan diskusi dapat terjadi antara orang-orang yang berbeda kepentingan, dan pada akhirnya produktivitas dapat meningkat.
Kepuasan kerja. Orang memerlukan pengalaman dengan stimulan dan menggunakannya untuk meningkatkan dan menurunkan ketegangan.
Sedangkan dampak negatif sebagai berikut;
Subjektif dan Emosional, Pandangan dan pendapat pihak yang terlibat dalam konflik cenderung menjadi tidak objektif (subjektif) dan emosional.
Apriori, Konflik yang meningkat dapat menimbulkan sikap apriori, di mana pendapat pihak lain selalu dianggap salah dan dirinya selalu merasa benar.
Saling Menjatuhkan, Konflik berkelanjutan dapat menghasilkan saling benci, mendorong individu untuk melakukan tindakan kurang terpuji seperti memfitnah, menghambat, dan mengadu.
Stress, Konflik yang berkepanjangan tidak hanya menurunkan kinerja, tetapi juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan fisik dan psikis sebagai reaksi terhadap tekanan yang terlalu tinggi.
Frustasi, Meskipun konflik dapat mendorong pihak yang terlibat untuk lebih berprestasi, konflik yang sudah mencapai tingkat tertentu dan melibatkan pihak yang lemah mental dapat menimbulkan frustasi.
Penurunan Komunikasi, Konflik dapat menyebabkan penurunan komunikasi antar individu dan kelompok. Konflik yang berakhir dengan permusuhan dan pertentangan keras dapat meninggalkan bekas dalam hati, bahkan setelah konflik tersebut terselesaikan, dan flashback ingatan konflik mungkin muncul suatu saat.
Teori konflik[1]