Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Karena Berani, Presiden Menyatakan Indonesia Negara Paling Bahagia?

23 Oktober 2018   18:49 Diperbarui: 23 Oktober 2018   18:56 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Negara Paling Bahagia

Menurut Presiden Jokowi, Indonesia negara paling bahagia dan paling optimis di dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden di sela-sela rangkaian pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali, Kamis 11 Oktober 2018 yang baru lalu.

Ada pihak yang menganggap pernyataan tersebut berlebihan bahkan dianggap mengada-ada atau berbohong. Karena ada fakta yang menunjukkan Indonesia ada di peringkat 96 negara paling bahagia versi VHR.

Padahal pernyataan Presiden Jokowi juga melihat data Gallup Internasional 2017 yang mencatat bahwa orang Indonesia nomor delapan "paling bahagia di dunia." Bukan ditulis yang paling sengsara, bukan yang paling menderita, bukan yang paling miskin dan bukan yang paling sulit belanja ke pasar karena rupiah terus dilemahkan.

Naluri pedagang

Dikatakan kepada para tokoh dunia yang ditemui di Bali bahwa Presiden dengan suka hati menemui mereka.

Dan dikatakan pula dengan kalimat "jualan" kepada para tokoh dunia: "Jika ingin mencari kebahagiaan, Anda datang ke tempat yang tepat. Rahasianya? Jadilah turis untuk mencari tahu."

Penulis menggunakan istilah kalimat jualan untuk memberi kesan bahwa Indonesia di pikiran Presiden mempunyai segalanya yang dibutuhkan dunia. Jadi Indonesia bukan negara "peminta" seperti yang dikatakan oleh sementara orang.

Di kepala orang yang naluri pedagang segala sesuatu yang ada pasti laku dijual karena dibutuhkan. Sampah pun bisa dijual karena bermanfaat.

Tidak perlu takut hutang

Bagi orang yang naluri pedagang segalanya punya nilai dan nilai itu akan menghasilkan nilai yang lebih banyak dan menguntungkan. Bila nilai itu dihargai.

Indonesia tidak perlu meminjam uang dari luar, tetapi Indonesia wajib menerima bantuan yang disebut pinjaman dari luar agar bantuan dari luar itu tidak mubazir kehilangan nilai dalam peradaban.

Pinjaman yang benar pasti memberi keuntungan kepada yang pinjam dan kepada yang meminjamkan.

Pinjaman pasti harus menguntungkan. Pinjaman tidak boleh untuk memiskinkan yang pinjam seperti yang dilakukan oleh kaum rentenir. Dan tidak boleh menghabiskan uang si pemberi pinjaman.

Jadi orang tidak perlu teriak-teriak karena hutang RI tambah banyak. Orang boleh takut dengan hutang kalau tidak mempunyai apa-apa. Atau boleh takut kalau pemerintah dan rakyatnya senang dengan budaya korupsi. Atau rakyatnya senang menyelenggarakan judi.

Rakyat tidak perlu takut berhutang selama masih mau bekerja untuk kepentingan yang dibutuhkan orang lain.

Presiden bahagia karena berani dan tegas

Sangat bisa dipahami pernyataan Presiden Jokowi karena selama masa pemerintahannya rakyat dirasakan terlihat pasti sangat bahagia dan gembira ria berada di sekitarnya yang seperti tanpa jarak. Kebahagiaan rakyat juga dirasakan merasuk dalam diri Presiden.

Presiden dan rakyat punya perasaan bahagia yang sama ketika berada di tempat yang sama.

Menurut penulis. Presiden memang perlu dan harus menyatakan bahwa dirinya bahagia dan mungkin sangat bahagia kepada para tokoh IMF-Bank Dunia.

Pernyataan bahagia itu  memang pantas disampaikan. Bukan saja karena Presiden mungkin sudah membayangkan ada tanda-tanda yang akan segera membawa perbaikan iklim ekonomi khususnya di Indonesia dan di seluruh dunia pada umumnya .

Tetapi mungkin juga ingin memperlihatkan diri kepada dunia betapa kuat dan perkasa dirinya yang harus mampu menahan hantaman bertubi-tubi dari bangsanya sendiri.

Ditunjukkan kepada dunia bahwa menjadi Presiden NKRI tidak cukup hanya harus bisa merakyat dengan berani ngebut naik motor.  

Tetapi juga harus berani memberi tanggung jawab dan harus berani bersikap tegas kepada menterinya untuk tidak ragu menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan dari mana pun asalnya.

Presiden bahagia karena berani dan tegas

Mungkin juga sangat disadari oleh Presiden bahwa dunia juga melihat Indonesia memiliki banyak tokoh pakar politik, hukum, tata negara, ekonomi dan agama kelas dunia yang sudah tampak memperlihatkan diri sebagai sosok-sosok pribadi yang lebih pintar dari seorang Presiden Jokowi pilihan rakyat.

Tetapi Presiden sama sekali tidak pernah terkesan memperlihatkan sikap minder atau rendah diri meskipun juga tidak pernah kehilangan sikap sederhana yang menunjukkan kerendahan hati yang harus menghormati siapa pun.

Sangat disadari oleh Presiden. Bahwa dunia juga melihat. Pada awal-awal pemerintahan Presiden Jokowi sudah diwarnai gonjang-ganjing rebutan kursi-kursi di DPR RI. Parpol-parpol terbagi dalam koalisi dan sering membuat macam-macam Pansus.

Ternyata kisruh politik yang demikian agaknya hanya terjadi di Gedung DPR-RI di Senayan, Jakarta saja. Yang di daerah ceritanya berbeda. Sehingga pemerintahan di daerah tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Dunia juga tahu. Meski menteri-menteri Presiden Jokowi ada yang galak dan ada pula yang terlihat agak kurang gaya toh rakyat tidak terlalu peduli. Kecuali mungkin ada parpol dan ormas yang punya kepentingan tertentu.

Hak prerogatif presiden dan tahun politik yang tenang

Rakyat juga melihat bahwa hak prerogatif presiden sangat dihormati dan terjaga dengan sangat baik di negara yang demokrasinya hampir kebablasan ini. Tidak ada kegoncangan politik ketika seorang menteri perlu dicopot, diganti atau dimutasi.

Meski banyak tokoh publik yang kena otete kapeka toh pemerintahan tetap berjalan dengan baik.

Meski Kapolri diributkan dengan tuduhan terlibat korupsi, toh Polri tetap menjalankan peranannya dengan profesional.

Demikian pula halnya dengan KPK yang agaknya terus diserang lawan-lawannya toh tidak kendor semangatnya memberantas korupsi.

Meski izin reklamasi dicabut Gubernur Anies, toh Anis tidak mau atau mungkin ragu jika pulau-pulau hasil reklamasi yang sudah ada  dilenyapkan.

Meski musibah bencana alam bisa datang setiap saat toh BNPB, relawan dan seluruh organisasi yang ada di negara ini sangat siap dan rela membantu pemerintah yang sedang sibuk menghadapi bencana-bencana yang diperbuat oleh perilaku alam.

Meski fitnah, cemoh dan hoax terus deras disuarakan dan disebarkan oleh mereka yang ingin mengganti Presiden dengan pemilik nomor urut yang lain, toh Presiden juga tahu bahwa rakyat sudah cukup cerdas dalam menyikapi. Di media sosial rakyat cukup cerdas melawan hoax.

Presiden dibanjiri pujian

Presiden sangat menyadari bahwa rakyat sangat tahu bahwa Indonesia dibawah kepemimpinannya seperti banjir pujian kagum dan penghargaan dari negara-negara lain dan juga dari organisasi serta badan-badan internasional.

Dunia terkagum-kagum menyaksikan atraksi luar biasa mencekam demo 212 yang membuat Indonesia tampak nyata benar-benar makin kuat dan terhormat di mata dunia.

Pemerintah memang sering disorot tentang kebutuhan pokok yang sering dimainkan dengan harga-harga yang dinilai mahal. Tetapi faktanya tidak ada pasar tradisional yang kehilangan pedagang dan pembeli. Dan berjualan jasa secara online pun menjamur.

Menghadapi oposisi

Dalam rangka kampanye di tahun politik. Banyak hal yang dipakai pihak oposisi untuk menyerang pemerintah. Tetapi mungkin secara alami rakyat sebagai pemilik negara mampu dengan senang meladeni permainan apapun yang disuguhkan mereka yang katanya beroposisi.

Maka bisa dimaklumi bila medsos jadi arena pertarungan politik antara kelompok pendukung dengan para penentang Presiden Jokowi.

Sayangnya pertarungan politik di medsos tampaknya hanya terikat oleh peraturan resmi pemerintah atau Bawaslu.

Pertarungan politik di medsos belum beretika seperti yang berlaku di masyarakat yang bernegara pada umumnya. Khususnya dimasyarakat perniagaan atau perdagangan yang merupakan pusat interaksi kehidupan bernegara sehari-hari.

Padahal ada persamaan dengan berkampanye di politik dengan dengan kampanye di dunia perdagangan.

Di dunia perdagangan dalam kampanye mempromosikan suatu dagangan berlaku etika tidak boleh berkampanye yang "menjual" kelemahan, kekurangan dan keburukan barang-barang pesaing. Dan sangat dipantang berlaku curang terhadap pesaing dan sangat dilarang membohongi konsumen---rakyat.

Dengan kata lain. Kampanye dalam dunia perdagangan sangat dilarang melakukan kampanye hitam.

Lawan Presiden Jokowi tidak belajar pada Golkar

Pada tahun politik menjelang Pilprs 2019. Kubu Capres dari Petahana lebih diuntungkan karena sempat berbuat segala sesuatu yang  dibutuhkan rakyat. Banyak hal baru dilakukan pemerintah yang membuat rakyat mempunyai harapan yang pasti lebih baik untuk masa depannya.

Kubu Prabowo sebagai rival Presiden Jokowi sudah tidak bisa bilang apa-apa yang lebih baik dari Presiden Jokowi. Selain mengatakan bahwa sekarang hidup susah, apa-apa mahal.  Banyak tenaga kerja dari Cina dan yang diterapkan adalah ekonomi kebodohan. Sehingga rupiah terus melemah. Dan sebagainya.

Prabowo salah dalam memposisikan diri. Maka wajar jika sudah tidak bisa mengimbangi kegiatan pemerintah seperti yang pernah dilakukan Aburizal Bakrie dari Golkar. Walau tidak duduk sebagai Presiden tetapi Ical bisa pada posisi sebagai tokoh penting yang seperti "mendampingi" pemerintahan EsBeYe.

Presiden Jokowi tidak gentar dengan manuver politik

Hendaknya perlu diingat. Bahwa Presiden Jokowi yang semula pernah dianggap oleh banyak pihak hanya sebagai boneka Megawati. Ternyata lebih keras kepala dari Bung Karno yang tidak mau kompromi dengan mempertaruhkan kepentingan rakyat. Bung Karno saja masih bisa mengalah lawan Pak Harto.

Tetapi Jokowi sebagai petugas partai terkesan tidak mau mengalah dengan semua keinginan Megawati.

Presiden Jokowi tampak lebih tegas menghadapi lawan-lawan politik. Lebih tegas dan percaya diri atau lebih berani dari Pak Harto.

Karena tidak berani ambil resiko. Lawan-lawan politik bisa ditumpas atau setidaknya dilumpuhkan oleh Pak Harto. Tidak demikian  halnya dengan Presiden Jokowi. Lawan politik dibiarkan melakukan segala manuver atau gerilya politik.  Yang penting tidak mengganggu semua kebijakan dan program pemerintah yang ditujukan untuk menyatukan rakyat dalam kesejahteraan dan kemuliaan di tanah airnya sendiri.

Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera kepada yang telah membaca tulisan ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun