Azan
Azan menurut penulis. Mungkin pada awal azan disuarakan hanya untuk memanggil---mengumpukan, kaum yang menyebut Allah Tuhannya dengan panggilan atau sebutan "Allhuakbar."Â
Yaitu kaum yang tidak menyembah tuhan yang tidak ada yang tidak layak disembah manusia, melainkan hanya menyembah Tuhan---Allah, yang disampaikan oleh UtusanNYA yang disebut dengan sebutan Muhammad Rasulullah.
Mereka dipanggil berkumpul dengan azan untuk menerima keterangan-keterangan yang terang dan benar yang disampaikan Rasulullah  yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan salat berjama'ah.Â
Selanjutnya. Sampai sekarang, azan diperdengarkan sebagai tanda waktu untuk salat. Umat seluruh dunia, beragama apapun boleh dibilang pasti tahu bahwa azan adalah tanda waktu salat bagi para pemeluk agama Islam.
Azan memang seharusnya disuarakan dengan nyaring agar jelas terdengar oleh siapa pun baik yang Islam maupun yang bukan, agar semuanya mengerti bahwa tiba saatnya mengerjakan salat bagi kaum muslimin yang harus dihormati oleh seluruh umat manusia sebagai salah satu hak azasi manusia.
Jika azan dikumandangkan yang bukan muslim bisa mengingatkan kepada sesamanya yang muslim yang tidak mendengar azan. Demikian indah yang mungkin diharapkan dalam kehidupan beragama bagi sebuah bangsa yang bhinneka tunggalika.
Â
Azan memang sebaiknya disuarakan seindah mungkin agar tidak mengganggu suasana di manapun dan juga tidak terdengar membosankan bagi siapa pun.Â
Azan itu tidak seperti sebuah lagu yang hanya tepat diperdengarkan dalam suasana tertentu. Maka azan kurang tepat kalau dibandingkan hanya dengan kidung. Karena azan memang bukan sejenis kidung.
Mebandingkan keindahan azan dengan kidung memang cenderung terasa mengada-ada dan merendahkannya.