Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Tahun Politik, Puisi Sukma Putri Bung Karno Merisaukan

8 April 2018   16:53 Diperbarui: 8 April 2018   17:14 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Mengadili untuk memaafkan

Dari uraian di atas agaknya hanya masalah azan dalam puisi Sukma yang bisa dianggap merendahkan makna azan dan nilainya. 

Kasus puisi ini memang layak harus disikapi dengan benar oleh negara. Bukan hanya demi agama dan umat Islam semata.  Melainkan demi kemuliaan NKRI sebagai Negara Ketuhanan Rakyat Indonesia atau Negara Ketuhanan Republik Indonesia.

Pendapat pribadi penulis. Negara sebaiknya bisa menggelar acara sidang pengadilan secara luar biasa cepat untuk menerima permintaan maaf Sukma dan negara memaafkannya. Bukan karena Sukma adalah putri Proklamator, melainkan sebagai layaknya seorang warga negara yang taat, hormat dan setia berbakti kepada negaranya.

 

Fatwa MUI

Sangat mungkin negara tidak perlu menggelar acara sidang pengadilan secara luar biasa cepat untuk menerima permintaan maaf Sukma dan negara memaafkannya. 

Bila saja MUI bisa mengeluarkan fatwa memaafkan kesalahan Sukma, yang bisa diterima dan ditaati seluruh umat dan ormas-ormas Islam yang bersedia mencabut laporannya ke Polisi.

Kalau fatwa MUI tidak ditaati dan dihormati umat dan ormas-ormas Islam maka bisa diartikan semuanya sangat diragukan peran keberadaannya di negara ini.

Segalanya akan menjadi mudah jika negara tidak akan disibukkan mengurusi hal-hal yang mudah diselesaikan oleh setiap lembaga sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun