Sejak Bung Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden, NKRI tidak pernah lagi dipimpin oleh presiden dan wakil presiden yang merupakan dwitunggal.
Pertanyannya. Siapa yang sekiranya layak menjadi dwitunggal bersama Presiden Jokowi? Di mana kedudukan seorang presiden dan wakilnya adalah setara dan merupakan satu kesatuan dwitunggal?
Pada zaman "Now," di negara ini. Tiba-tiba seperti tidak disadari bahwa sudah tidak sedikit ada pribadi-pribadi yang bisa dipandang "sama" dan "sekaliber" dengan Presiden Jokowi.
Wapres pasangan Presiden Jokowi sebagai dwitunggal tidak harus seorang lelaki. Â Tidak harus sosok yang "berdinasti." Â Dan tidak pula harus yang berkelas ulama besar atau jagoan perang di medan tempur.Â
Dwitunggal harus dijaga keselamatannyaÂ
Atas dasar sejarah awal bernegara. Dwitunggal kepemimpinan nasional NKRI mungkin harus benar-benar selalu diperjuangkan untuk diwujudkan oleh seluruh rakyat IndonesiaÂ
Dwitunggal kepemimpinan nasional NKRI mutlak harus dijaga keselamatannya oleh segenap elemen bangsa Indonesia bahkan oleh dunia.Â
Tidak boleh terjadi ada satu dari dwitunggal yang tiba-tiba wafat sebelum masa jabatan selesai. Â Pasti bisa terjadi peristiwa makar yang berdarah-darah. Yang lebih mengerikan dari pada peristiwa pengkhianatan G30S 1965.
Sejarah kehidupan bernegara memberi pelajaran kepada seluruh bangsa di alam semesta ini. Perdana menteri India, Indira Gandhi terbunuh oleh pengawal pribadinya sendiri. Â Dan sampai sekarang Pak Harto masih dicurigai banyak pihak sebagai orang yang harus bertanggungjawab atas terjadinya peristiwa pengkhianatan G30S 1965.
Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera kepada yang telah membaca tulisan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H