Memilih seorang presiden dalam NKRI relatif sangat mudah. Karena yang dipilih hanya seorang. Hal tersebut sudah pasti sangat berbeda dengan memilih ratusan bahkan ribuan negarawan wakil rakyat dari duaratus limapuluh juta jiwa rakyat.Â
Memilih wakil rakyat sangat sulit. Karena yang pantas dipilih belum tentu bersedia. Sedang yang tidak layak dikehendaki bisa sangat banyak dan ngotot minta bisa dipilih sebagai wakil rakyat.
Kondisi demikian bisa dibilang sangat alami di negara yang menghargai demokrasi. Dan yang demikian itu menjadi tanggung jawab semua partai politik untuk memberikan pendidikan politik yang sesuai dengan Pancasila kepada rakyat.
Pilpres 2019 parpol dan rakyat mungkin tidak terlalu repot dengan kegiatan kampanye. Karena sangat mungkin kursi presiden tidak lagi perlu diperebutkan. Â Petahana sangat mungkin akan dipertahankan sebagian besar parpol dan seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke.
Capres tidak butuh dana besar
Kalau toh ada capres lain.  Sudah pasti Capres yang tidak pernah ngidam  2030 negara bubar. Pasti juga tidak perlu ngotot harus buang dana besar-besaran untuk beli suara hati rakyat. Karena rakyat sudah sangat hafal dengan gambar siapa yang harus dicoblos.
Dana besar sangat mungkin hanya diperlukan untuk menjatuhkan petahana, bukan untuk memenangkan sang capres.
Sebab dalam Pilpres 2019 yang mungkin berkepentingan mengalahkan petahana bukan capresnya. Tetapi kelompok mereka yang berkepentingan menyingkirkan Presiden Jokowi.
Tidak ada pihak asing
Zaman sudah berubah. Tidak ada pihak asing mana pun yang ingin menjatuhkan Presiden Jokowi seperti yang pernah dialami Bung Karno dan Pak Harto.Â
Yang ingin menyingkirkan Presiden Jokowi ada di dalam negeri.Â