Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjuangan Ahok Menegakkan Keadilan. Atas Tuduhan Nistakan Agama?

17 November 2016   06:31 Diperbarui: 17 November 2016   07:34 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepentingan sementara pihak yang merasa masih memiliki kekuasaan yang dihormati dalam NKRI

Kepentingan sementara pihak yang gemas gregetan untuk segera mengganti Presiden Jokowi yang dilihat terlalu merakyat. Tetapi menakutkan bagi yang memusuhi.

Kepentingan wakil demonstran 411 menolak diterima para pejabat negara yang diperintah Presiden presiden untuk mewakilinya.

Kepentingan beberapa pihak yang sangat menyesalkan sikap presiden Jokowi yang tidak menemui wakil demonstran 411 yang menolak diterima para pejabat negara yang diperintah        Presiden presiden untuk mewakilinya.

Kepentingan beberapa pihak untuk membuat Presiden Jokowi seperti serba salah langkah tidak beda dengan SBY.

Kepentingan SBY memerintahkan Agus HY maju ke Pilkada 2017. 

Kepentingan pihak-pihak tertentu menuduh Presiden Jokowi menghancurkan parpol-parpol seperti zaman orde baru.

Kepentingan menjatuhkan Ahok dengan mekafirkan dan menuduh menista agama, ulama dan Quran.

Dan belum lagi kepentingan Fahri Hamzah, Fadli Zon, dan Ahmad Dhani konsisten menghina presiden Jokowi. Mungkin masih ada kepentingan lain yang sulit disebutkan.

Begitu banyak kepentingan yang tersembunyi dan begitu banyak pihak yang berkepentingan bersembunyi dalam gelombang demonstrasi yang tertib dan damai 411. 

Sementara yang terlihat terang benderang hanya Ahok dan Habib Rizieg yang sama-sama nistakan semua orang beragama yang berperilaku nistakan ajaran agama yang dianut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun