“Ya Rasulullah Muhammad. Panjenengan itu Islam Syiah, Sunni, Ahmadiyah, Muhammadiyah atau NU?”
“Hah? Apa? Sebentar-sebentar…Syiah itu apa? Sunni itu apa? Muhammadiyah itu apa? Ahmadiyah itu apa? NU itu apa? Kok saya baru denger?”
Masalah keyakinan keagamaan adalah masalah keimanan. Kita tak bisa membuktikan secara empiris, materialis dan kasat mata mengenai kebenaran adanya Tuhan. Pasti ada gap antara diri kita dan apa yang kita sebut Tuhan. Maka ada konsep yang namanya iman untuk mempercayainya. Iman itu bisa terasah tajam dan bahkan menumpul berdasaran pengalaman dan rasa tiap-tiap manusia. Itulah yang disebut dengan pencarian. Manusia mempunyai jalan dan cara sendiri-sendiri untuk mencapai Tuhannya. Yang lain? Harus menghormati.
Kemudian sebelum tulisan ini selesai, tiba-tiba ada bisikan seperti ini, “Lalu, kemudian. Bagaimana jika muncul agama, ajaran, aliran atau nabi baru yang mengajarkan kekerasan, pembunuhan, kekejaman. Menghalalkan nyawa orang lain. Membuat tidak aman dan nyaman orang sekitarnya? Apa harus dihormati juga? Toh, kebebasan beragama.”
“Ya, kalau itu sih…………………” Sebelum aku selesai menjawab bisikan itu membisik lagi,
“Eh, Tapi di Al-Quran di Surat Al-Kahfi ada kisah Nabi Khidir A.S. yang dulu malah diperintah Tuhan untuk tiba-tiba melubangi kapal sehingga menenggelamkan penumpangnya, Kemudian membunuh anak kecil. Dan tiba-tiba lagi membetulkan tembok yang hampir roboh dari orang-orang yang tak ramah pada mereka. Hayo…..”
“Ya, kalau itu sih……………...…..” Sebelum aku selesai menjawab lagi, tiba-tiba listrik padam. Byarrp…….
Selesai………