Tapi, anggapan sebagai nabi palsu pembawa ajaran sesat saya rasa sudah terjadi pada zaman beliau dahulu. Bagaimana beliau menerima begitu banyak penolakan mengenai konsep tauhid, konsep keislaman dan kerasulan Muhammad. Serangan dan ancaman ada dimana-mana. Hingga Muhammad akhirnya menempuh jalur dakwah sembunyi-sembunyi pada masa-masa awal kerasulannya.
Andai Aku adalah Nabi Muhammad
Kemudian kalau diri ini membayangkan menjadi Nabi Muhammad itu kok ya agak nggak enak hati. Membayangkan menjadi nabi Muhammad saat mengajarkan melafalkan kalimat Syahadat. Asyhadu an-la Ilaha illa l-lah wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah. (Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) dan kemudian bilang ke orang lain, “Hei, aku ini Muhammad rasulullah loh. Aku nabi kalian. Pembawa ajaran Islam. Percayalah. Maka, kalian akan selamat dan dilindungi Allah.”
Kalau aku jadi nabi Muhammad kan ya agak ewuh-pakewuh dan rasanya agak gimana, tiba-tiba hadir di tengah masyarakat dan ngaku-ngaku rasul di depan orang banyak.
Tugas yang sangat berat pastinya. Serangan, ancaman dan cap sebagai nabi palsu pembawa ajaran sesat dan pekikan halal darahnya pasti begitu luar biasa.
Kemudian, saat beliau mengajarkan sholat atau pada saat beliau menunaikan ibadah sholat. Pasti dalam sholat wajib membaca syahadat. Lah, masak beliau menyebut-nyebut namanya sendiri dalam sholatnya. Agak awkward mungkin kalau kata anak jaman sekarang. Dan kalau aku jadi Nabi Muhammad pasti akan ketawa-ketawa sendiri.
Pelajaran dari Islam Sebagai Agama Yang Asing di Zaman Rasulullah