Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

5 Jalan Merumuskan Teori Gravitasi Kuantum

11 September 2024   20:42 Diperbarui: 10 Oktober 2024   07:50 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Karena benda-benda angkasa terus menerus bergerak, maka ruang-waktu senantiasa berosilasi.  Kita cuma butuh detektor yang lebih sensitif untuk bisa menangkap gelombang gravitasi yang lemah. Ketika detektor yang dimaksud ditemukan, kita akan melihat osilasi serta efek lanjutannya berupa kerutan dan interferensi antar gelombang gravitasi ini adalah sifat utama dari ruang-waktu. Fenomena ini identik dengan apa yang terjadi pada medan kuantum. Dengan demikian, transformasi matematis antara relativitas umum dengan medan kuantum bisa dilakukan. 

Geometri Riemannian Pada Skala Planck

Geometri Riemannian digunakan dalam relativitas umum untuk menggambarkan kelengkungan ruang-waktu akibat dari tensor energi momentum. Ruang-waktu dalam skala Planck terbentuk dari panjang Planck dan waktu Planck.

Masalah utamanya, selain belum adanya formalisme matematis yang diterima secara umumkan antara ruang dan waktu dalam skala Planck dengan ruang-waktu pada relativitas umum, adalah panjang planck dan waktu planck tidak bisa dijangkau oleh alat eksperimen kita saat ini. Jembatan matematis ini juga menghadapi paradoks eksistensi energi tinggi pada skala Planck. Suatu tingkat energi yang setara dengan seluruh energi semesta yang ada sekarang.

Dalam skala Planck, ukuran ruang-waktu yang sangat kecil dengan tingkat energi yang sangat tinggi, membawa konsekuensi yang tidak mudah seperti lenyapnya ruang-waktu seketika setelah terjadi Big Bang.

Sebuah makalah berjudul On the Same Origin of Quantum Physics and General Relativity from Riemannian Geometry and Planck Scale Formalism yang terbit pada Jurnal Astroparticle Physics 22 Agustus 2024 mencoba menemukan jembatan matematis antara Geometri Riemannian dengan Skala Planck. 

Makalah tersebut dibahas oleh Sabine Hossenfender pada 10 September dan kemudian ditertawakannya pada akun YouTube nya. Bahkan Sabine meremas dan melemparkan makalah itu ke kamera. Ini artinya rumusan matematisnya salah total. Tapi itu tidak menunjukkan konsepnya salah.

Menemukan formalisme matematis untuk menerapkan skala Planck pada Geometri Riemannian yang bisa diterima komunitas ilmiah secara luas masih merupakan tantangan yang mengasyikkan.

Osilasi ruang-waktu akan memaksa kita memikirkan ulang konsep ruang waktu yang smooth, continous, homogen, dan isotropik. Pada akhirnya sejumlah besar gelombang gravitasi akan membentuk kerutan dan interferensi di mana-mana dengan pusat-pusat materi dan energi yang tidak merata di seluruh kain ruang-waktu yang ada.

Relasi Frekuensi - Massa

Radioaktif decay, baik itu alfa decay, beta decay, maupun gamma decay menghasilkan foton. Pada peristiwa radioaktif decay, massa diubah menjadi foton yang sepenuhnya energi.  Sementara tabrakan antara foton dengan foton menghasilkan pasangan materi-anti materi.  Ini membawa kepada hubungan antara energi foton dengan kesetaraan energi massa.  

Jika energi foton adalah E = hf, sedangkan dalam level materi berlaku kesetaraan energi-massa E = mc^2, maka jika saja kita menemukan formalisme matematis yang memungkinkan hf = mc^2, gravitasi kuantum bisa lebih mudah dirumuskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun