Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tiga Bentuk Kausalitas

30 Mei 2023   15:18 Diperbarui: 1 Juni 2023   04:56 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada geometri lingkaran memang seperti sulit menentukan awal dan akhir. Akhir bisa jadi awal, dan awal bisa jadi akhir. Awal dan akhir bertemu. Geometri lingkaran bisa dipahami dengan mudah sebagai sebuah siklus. Dalam sistem siklik proses sebab-akibat bisa dikenali dengan bertemunya sebab dengan akibat, tapi bukan sebab tanpa putus di belakang dan bukan pula akibat tanpa putus di depan.

Model Hukum Kausalitas

Ada tiga bentuk Hukum Kausalitas. Itu adalah:
1. Zero Causality.
2. Linear Discreet Causality.
3. Reversible Cyclic Causality.

Cara mudah memahami zero causality adalah geometri titik. Geometri garis memudahkan kita memahami linear diskrit causality. Sementara cyclic causality akan mudah dipahami melalui geometri lingkaran.

Zero Causality

Prinsip konservasi energi atau Hukum Kekekalan Energi yang tertuang dalam Hukum Termodinamika 0 merupakan bentuk zero causality. Energi ada begitu saja dalam fisika. Tidak relevan dalam fisika bertanya dari mana energi berasal?, Apa yang menyebabkan energi eksis?, Apa yang eksis sebelum energi eksis?, Bagaimana energi berakhir?, Apa di luar akhir dari energi?.

Kecepatan cahaya yang bergerak 3x10e8 m/d itu ada begitu saja tidak tergantung intesitas cahaya dan tidak pula tergantung dari pengamat. Energi yang dikandung cahaya bisa berkurang, tapi tidak dengan kecepatannya. Apa sebab kecepatan cahaya sebesar itu? Mengapa cahaya memilih kecepatan sebesar itu dan bukan kecepatan yang lain? Bagaimana kecepatan cahaya mencapai nol?, dan Apa akhir dari akhir suatu kecepatan cahaya? adalah pertanyaan yang tidak relevan dalam fisika.

Sebagian besar konstanta dalam fisika adalah zero causality. Konstanta-konstanta itu hadir begitu saja agar sebuah persamaan fisika bisa bekerja. Varibel bebas dan variable terikat dalam sebuah persamaan fisika menjadi konsisten dan sinkron dengan adanya kostanta.

Konstanta gravitasi Newton G misalnya menghubungkan antara gaya dengan massa benda pertama dan massa benda kedua berbading terbalik dengan jarak di antara keduanya. Konstata G tidak merupakan sebab-akibat dari semua variable tersebut. Dia hadir untuk membuat persamaan gravitasi Newton menjadi valid dan konsisten.

Hal yang sama juga terjadi pada konstanta Planck yang menghubungkan energi dengan frekuensi photon. Konstanta Planck h tidak terpengaruh dengan besaran energi dan frekuensi photon. "h" di sini bukanlah sebab akibat dari variable-variabel tersebut. Tidak relevan bertanya apa yang terjadi sebelum "h" dan yang terjadi sesudah "h".

Sementara konstanta vacuum magnetic permeability (miu) hadir untuk menghubungkan gaya magnetik per satuan panjang dengan arus dan jarak. Memperlakukan konstata ini sebagai kausalitas kontinyu adalah absurd, bahkan fatal. Tidak ada sebab-akibat dalam konstanta ini karena besaran "miu" tidak tergantung dan tidak terpengaruh dengan gaya magnetik yang bekerja maupun arus listrik dan jarak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun