Mereka memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk ditanami palawija, seperti jagung, kacang, dan tanaman lainnya. Dengan cara ini, mereka dapat menjaga kestabilan pasokan pangan keluarga.
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, masyarakat Nusamakmur mulai menanam ubi kayu dan keladi/talas sebagai komoditas pertanian yang bisa dijual. Mungkin karena tanah di daerah ini masih sangat subur, hasil panennya pun luar biasa.Â
Dalam sekali panen, petani bisa menghasilkan puluhan ton ubi kayu atau talas yang langsung dijual ke pasar. Saking menguntungkannya hasil panen tersebut, pernah ada seorang petani yang mampu membeli sepeda motor RXS hanya dengan hasil dari sekali menjual ubi kayu.Â
Keberhasilan ini menunjukkan betapa produktif dan menguntungkannya pertanian ubi kayu dan talas di desa tersebut pada waktu itu.
Beralih Menanam Kopi dan Karet
Setelah beberapa kali ditanami ubi kayu, keadaan tanah di Desa Nusamakmur mulai berubah. Tanah yang dulu sangat subur perlahan kehilangan kesuburannya, dan hasil panen ubi kayu pun semakin menurun tiap tahunnya.Â
Melihat kondisi ini, sebagian masyarakat, termasuk orangtua penulis, mulai beralih menanam bibit kopi, namun tetap tidak meninggalkan tradisi menanam ubi kayu dan talas.Â
Ternyata, langkah orangtua penulis ini diikuti oleh banyak warga lainnya. Seiring berjalannya waktu, desa Nusamakmur pun mulai dikenal sebagai penghasil kopi yang berkualitas. Bahkan, dari hasil kebun kopi, penulis berhasil menamatkan kuliah.Â
Tanaman kopi ini tidak hanya menjadi sumber penghidupan, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam perekonomian desa.
Di tengah menurunnya harga kopi, sebagian masyarakat di Desa Nusamakmur mulai beralih menanam bibit karet, dan lambat laun banyak yang mengikuti jejak mereka.Â
Seiring berjalannya waktu, lahan kebun kopi perlahan berkurang, tenggelam oleh luasnya kebun karet yang semakin berkembang. Harga getah karet yang terus naik juga menjadi daya tarik utama, membuat lebih banyak petani beralih ke tanaman ini. Akhirnya, kejayaan kopi di desa itu pun memudar, digantikan oleh dominasi karet yang kini menguasai sebagian besar lahan pertanian.