Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang membaca dan suka menulis, olahraga favorit adalah Sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendidik (Itu) Bukan Mendadak

7 Juli 2024   07:24 Diperbarui: 7 Juli 2024   07:50 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang lucu lagi, kekonyolan yang dibuat wali siswa beredar di medsos. Agar anaknya diterima lewat jalur prestasi, maka orangtua melampirkan sertifikat prestasi anaknya di bidang olahraga pencak silat, tapi anehnya anaknya tidak ngerti satu jurus silat pun. Jadi darimana sertifikat itu?

Kalau semua kejadian diatas itu terjadi di sekolah kita, mana mungkin akan menghasilkan siswa yang berprestasi, walaupun kita sudah ngoyo dengan menambah jam pelajaran. Sebagaimana petani yang menanam bibit sawit jelek, dia akan tumbuh dan berbuah tapi buahnya kecil-kecil, walaupun sudah ngoyo dengan menambah dosis pupuk.

3. Menanam bibit 

Menanam bibit merupakan tahap yang paling mendasar dalam bertani. Agar perawatan tanaman lebih mudah dan hasil buahnya berkualitas, petani perlu mengatur jarak tanam dengan cermat. Setiap jenis tanaman memiliki kebutuhan jarak tanam yang berbeda-beda. Pengaturan jarak ini bukan hanya untuk memaksimalkan ruang, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap tanaman mendapatkan cukup nutrisi, air, dan sinar matahari. Dengan demikian, setiap tanaman dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan buah yang terbaik.

Dalam dunia pendidikan, menanam diibaratkan sebagai proses belajar mengajar. Pihak lembaga (sekolah) harus menyusun rencananya dalan setahun pelajaran, menyusun kurikulum dengan cermat, jam pelajaran diatur dengan baik, jadwal dibuat teratur, kalender pendidikan disusun. 

Sementara gurunya tidak boleh mengajar tanpa persiapan/perencanaan apalagi datang ke kelas dengan membawa masalah di rumah. Seorang guru harus menyusun Program Tahunan, Program Semester, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menetapkan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun/membuat Modul Pembelajaran, menyusun Assesmen (Formatif dan Sumatif).

Semua itu dilakukan untuk memastikan bahwa proses pendidikan berlangsung efektif dan efisien, sehingga siswa dapat menerima pengetahuan dan keterampilan dengan optimal. 

Kesulitan dalam menanam di dunia pendidikan terletak pada sifatnya yang abstrak, tidak seperti menanam bibit tanaman yang nyata dan bisa dilihat secara langsung. Misalnya, menanamkan karakter pada siswa membutuhkan waktu yang lama. Proses ini memerlukan pembiasaan yang konsisten dan contoh atau teladan yang baik agar dapat berhasil dengan optimal. Karena sifatnya yang tidak terlihat, upaya menanamkan nilai-nilai karakter menjadi lebih menantang dan memerlukan pendekatan yang lebih sabar dan berkelanjutan.

Sebagaimana petani memilih bibit yang unggul untuk mendapatkan buah yang baik dan berkualitas, demikian pula sebuah sekolah harus memperhatikan kualitas input siswanya untuk menghasilkan lulusan yang unggul. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah-sekolah unggulan mengadakan tes masuk guna menyaring calon siswa yang memiliki potensi terbaik. Dengan demikian, proses pendidikan dapat dimulai dengan fondasi yang kuat, sehingga hasil akhirnya sesuai dengan harapan dan standar tinggi yang ditetapkan.

4. Merawat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun