Pada tahun 1696 jenderal VOC bernama Adrian van Ommen membawa biji kopi dari Malabar ke Nusantara.
Oleh Gubernur VOC di Batavia yang bernama Joan (Johan) van Hoorn, biji kopi di tanam di pedesaan Kedawung dekat Batavia. Sekarang bernama Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Penanaman kopi di Batavia gagal akibat banjir.
Akibat kegagalan di Batavia, Van Hoorn kemudian membagikan juga bibit kopi kepada para kepala daerah pribumi di sepanjang pantai Batavia sampai Cirebon.
Namun ternyata penanaman di dataran rendah tersebut tidak terlalu berkembang.
Penanaman lalu dialihkan ke dataran yang lebih tinggi, yakni ke perbukitan Karawang. Hasilnya ternyata jauh lebih baik. Sejarah Kopi Karawang dimulai.
Selanjutnya penanaman kopi mulai menyebar ke daerah yang lebih tinggi lainnya di Priangan seperti Cianjur. Dan mulai tahun 1707 Belanda menetapkan daerah Priangan sebagai daerah uji coba penanaman kopi.
Tahun 1711 Kopi dari Priangan untuk pertama kalinya diperdagangkan di pasar internasional di Amsterdam Belanda. Karena hasil penjualan kopi sangat menggiurkan dan populer di Eropa, maka pada tahun 1720 Belanda memaksa rakyat Jawa terutama di Priangan untuk menanam kopi. Caranya melalui Sistem Tanam Paksa. Sebuah kebijakan yang sangat menyengsarakan rakyat.
Tahun 1880 perkebunan kopi Arabika di seluruh Jawa kena serang hama. Kopi jenis Arabika hampir musnah.
Belanda kemudian mendatangkan jenis kopi Liberika. Tapi gagal. panen.
Tahun 1900 benih kopi varian Robusta asal Kongo didatangkan dari Pembibitan Hortikultura Kolonial di Brussels, Belgia. Dan ternyata Robusta lebih tahan hama.