Mohon tunggu...
Asa Lukis
Asa Lukis Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tiga Lewat Sepuluh

29 Oktober 2023   22:39 Diperbarui: 5 Maret 2024   14:15 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jam tiga kurang lima belas menit, aku mengisyaratkan kepada teman-temanku bahwa aku akan pulang. Mereka mengangguk dalam kegelapan. Dengan derap kaki yang kupelankan, aku berjalan keluar dari bioskop, hanya untuk melihat derasnya hujan yang mengguyur di luar sana.

Ah, tidak apa. Aku hanya perlu berlari! Tanpa menggunakan perlindungan apa pun, aku berlari sekuatku, mencoba tuk mencapai rumah Mai sebelum tiga lewat sepuluh. Entah mengapa, aku berharap ban mobil ibuku gembos supaya ia tak sampai lebih dulu.

Setelah berlari selama berpuluh-puluh menit dan beberapa kali hampir terjatuh, aku dapat melihat gerbang rumah Mai yang terkunci. Hujan masih mengguyur dan aku bahkan tidak memikirkan apa yang akan diucapkan ibuku jika ia melihat bajuku yang basah kuyup ini.

Aku melihat jam yang menunjukkan pukul tiga lewat dua puluh. Aneh, mobil ibu tidak dapat kulihat di mana pun. Apa mungkin Ibu sudah sampai sepuluh menit yang lalu dan pergi karena aku tak kunjung keluar? Tapi tidak mungkin, Ibu selalu menungguku, mau itu sepuluh menit ataupun satu jam.

Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di depan gerbang rumah Mai, berlindung dari hujan yang tak kunjung berakhir. Mungkin, Ibu akan datang sebentar lagi. Mungkin, mobil Ibu benar-benar gembos? Mungkin.

***

Aku terbangun oleh suara mobil yang melintas di hadapanku. Ketika aku melihat ke arah mobil itu, aku melihat sekumpulan gadis remaja---teman-temanku. Di mana Ibu...? Bajuku mulai mengering. Sudah berapa puluh menit aku meringkuk di sini?

"Loh, Ava? Kok kamu masih di sini?" tanya Mai.

"Bukannya kamu sudah dijemput hampir sejam yang lalu?"  Claris terlihat khawatir.

Butuh beberapa detik untukku memproses apa yang terjadi. Kulihat jamku, pukul 04:03. Aku ingat bahwa aku menunggu mobil ibuku untuk datang, namun ia tak kunjung datang. Entah mengapa, dadaku terasa sesak. Seakan-akan hal buruk akan terjadi, hal buruk sedang terjadi.

"Sepertinya ibuku tidak menjemput..." ucapku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun