Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

[Galeri fotoku] Mau yang Bernuansa Horor dan Dingin? Menginaplah di Kebun Raya Cibodas!

27 Maret 2011   05:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:24 8870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku coba turun ke lantai satu untuk mengambil minuman, ternyata suasananya horor banget, ada ruang tamu dan ruang makan, di situ dihiasi kursi dan meja berukir, ada juga cermin yang di atasnya ada relief kepala orang. Di sana ada juga tempat perapian untuk menghangatkan ruangan. Benar-benar syerem deh!!! Setelah gelas terisi penuh, aku buru-buru naik ke atas. Foto-foto di bawah kuambil setelah pagi hari.

13011983831950450034
13011983831950450034
13011988031549655667
13011988031549655667

13011989832078631155
13011989832078631155
13011991571908614213
13011991571908614213

Suasana semakin larut, wow benar-benar sepi, di luar tampak gelap sekali. Katanya ada yang menginap juga di bangunan sebelah tapi sampai malam tidak ada tanda-tanda orang yang datang. Udarapun semakin dingin. Di antara kami banyak yang memutuskan untuk tidak mandi, airnya serasa seperti di kulkas. Mana letak kamar mandinya di luar lagi, jadi kalau ke situ selalu rame-rame.

Semalaman tidurku tidak terlalu nyenyak, selain mendengar suara dengkuran temanku di kamar sebelah, suara angin di luar juga seperti air terjun saja. Aku bersembunyi di balik selimut tebal, sama seperti teman-temanku yang lain. Aku teringat cerita teman yang pernah menginap di sini, katanya di sini ada ‘penghuninya’ entah itu terjadi di kamar dan guest house yang mana. Aku juga ingat cerita salah seorang temanku yang bekerja di KRC, kalau macan yang ada di TNGP sesekali turun ke KRC, tapi tadi petugas di sana  bilang macan itu turun kalau di gunung sudah tidak ada makanan lagi, jadi gak perlu takut. Ah aku tidak perduli, yang penting sekarang istirahat. Dan malampun perlahan beranjak mendekati pagi, ternyata setelah dinihari udaranya lebih hangat dibanding sebelumnya.

13011993961944029503
13011993961944029503

Setelah sholat subuh, aku beranikan untuk mandi. Ya Allah dinginnya luar biasa, untung penghangatnya sedang bagus, tidak seperti hari sebelumnya, jadi aku bisa mandi dengan air hangat. Setelah mandi kubuka jendela di kamar. Wow indahnya pemandangan di luar!!! Beda banget dengan tadi malam yang gelap gulita.

13012002461373213430
13012002461373213430
13012008775035999
13012008775035999

1301201090547155049
1301201090547155049
1301201297841483107
1301201297841483107

Kamipun memutuskan untuk lari pagi di sekitar guest house sekalian menghangatkan badan dan berfoto-foto. Tapi karena di sana banyak background yang bagus untuk berfoto, jadi lebih banyak narsisnya deh dibanding lari paginya hehehe. Tapi pemandangan di sini benar-benar indah, dilatarbelakangi Gunung Gede Pangrango dan bunga-bunga cantik yang terdapat di sekeliling bangunan.

13012017021408827044
13012017021408827044
13012018912046753404
13012018912046753404

13012020931905738706
13012020931905738706
13012022721891671993
13012022721891671993

13012024581080947595
13012024581080947595
13012026341809337361
13012026341809337361

Jalan-jalan keliling KRC lebih rumit dibanding KRB, kalau tidak terbiasa bisa nyasar seperti yang saya alami kemarin. Padahal jarak antara guest house dan kantor KRC tidak terlalu jauh, tapi karena salah memilih jalan malah jadi muter-muter gak karuan sampai hampir mengelilingi sebagian kebun, untung ketemu juga kantornya.

Ternyata semakin siang, suasana di KRC juga semakin ramai. Hari itu hari sabtu jadi banyak yang berwisata ke sana, baik keluarga maupun rombongan dari kantor dan yang sedang mengadakan acara. Begitupun dengan guest housenya, tamunya sudah mulai berdatangan baik di bangunan baru maupun yang saya tempati. Kamipun harus meninggalkan guesthouse pada pukul jam 12 siang karena akan ditempati anak-anak SMA yang sedang mengadakan acara. Wah coba dari semalam ya, tentu kami tidak merasa takut.

13012029052090599485
13012029052090599485
1301203108778860734
1301203108778860734

Sambil menunggu jemputan yang datangnya telat karena terjebak macet di Puncak, kami menunggu di teras guesthouse, kami juga melihat tamu guest house sebelah yang sedang main helikopter mini di halaman. Ohya waktu itu ada petugas penginapan yang menghampiri kami. Cukup lama kami berbincang-bincang dengannya, termasuk membicarakan ‘penghuni’ guest house.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun