[caption id="attachment_98479" align="aligncenter" width="640" caption="Guest House Kebun Raya Cibodas (Dokumen pribadi)"][/caption]
Jika beberapa minggu lalu saya pernah memposting tulisan tentang Kebun Raya Bogor, disertai foto-foto hasil jepretan saya sendiri. Sekarang kita pindah ke tempat yang lebih tinggi yuk, kita jalan-jalan ke Kebun Raya Cibodas (KRC). Gak sekedar jalan-jalan aja, coba nginep di guest housenya yuk!!! Coba rasakan sendiri bagaimana rasanya menginap di sana.
Siapa yang yang belum pernah ke sana? Wah rugi banget, bagus lho! Menurutku di sana pemandangannya lebih indah, landscape tamannya lebih bagus dengan kontur yang berbukit-bukit, udaranya lebih sejuk bahkan bahkan bisa dibilang dingin, ya mungkin karena dikelilingi oleh pegunungan. Terus di sini juga suasananya lebih sepi, tidak seramai Kebun Raya Bogor, mungkin karena letaknya agak sulit dijangkau, tidak seperti KRB yang berada di tengah-tengah kota.
Letak KRC bersebelahan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP), di Kecamatan Cipanas. Jadi kalau berwisata ke sana bisa sekalian berkunjung ke kedua tempat itu. Jika senang dengan wisata air terjun, bisa berkunjung ke Curug Ciismun di dalam KRC atau Curug Cibeureum di TNGP. Jalan masuk menuju KRC juga bisa melalui Istana Presiden di Cipanas, tapi saya sendiri belum pernah mencobanya.
[caption id="attachment_97062" align="aligncenter" width="300" caption="Curug Ciismun (Dokumen pribadi)"]
[caption id="attachment_97065" align="aligncenter" width="300" caption="Curug Cibereum (dokumen teman)"]
Walaupun sudah beberapa kali ke sana, tapi saya kurang tahu berapa harga tiket masuknya sekarang, karena biasanya saya masuk ke sana kan selalu gratis hehehe. Hanya saja kendala jika ingin berkunjung ke sana, kita harus siap-siap macet karena melewati daerah Puncak (jika datang dari arah Bogor/Jakarta) atau biasanya di Pasar Cipanas (jika datang dari arah Bandung).
KRC mempunyai dua buah guest house, letaknya bersebelahan. Arsitektur bangunannya bagus lho, seperti rumah bergaya Eropa (aku sih tahunya dari gambar-gambar, bukan karena pernah ke Eropa lho hehehe). Bangunan pertama (di sebelah kiri) sepertinya dibangun lebih dulu dibanding yang sebelahnya. Katanya harga sewa satu rumah (untuk umum) satu malamnya sekitar Rp 1.250.000,-, terdiri dari 5 kamar yang ukurannya besar-besar, yang letaknya di lantai 2. Sedangkan bangunan kedua (sebelah kanan) terlihat lebih modern, harga sewa satu malam (untuk umum) sekitar Rp 3.250.000,-. Lebih mahal karena terdiri dari 9 kamar (kamar mandi di dalam kamar), dengan fasilitas setara dengan hotel bintang 3. Begitu menurut petugas yang menginap di sana.
Saya sudah pernah mencoba menginap di kedua guest house itu. Yang pertama kali sewaktu orientasi CPNS tahun 2005, saya menginap di guest house baru. Karena waktu itu pesertanya banyak sekitar 37 orang, jadi menginap di sana terasa biasa saja dan sama sekali tidak menakutkan.
Nah, pada pertengahan Desember 2010 kemarin, ceritanya saya dan teman-teman lab berkunjung ke sana dalam rangka pengerjaan data dan laporan-laporan. Kami tiba di sana pada hari jumat sore, dan hanya berdelapan orang (6 perempuan dan 2 orang laki-laki). Sesampainya di sana suasana begitu sepi, maklum sudah sore dan tidak ada pengunjung. Setelah cukup lama menunggu, seorang satpam lewat. Kami panggil saja karena di sana sama sekali tidak ada orang. Akhirnya satpam itupun memanggil petugas penginapan. Cukup lama juga, karena jarak antara guesthouse dan pintu keluar ataupun kantor KRC cukup jauh.
Singkat cerita, akhirnya kami ditempatkan di guest house lama. Karena kami lupa memesan makan pada petugas pada saat booking kamar, akhirnya kami pesan makan di luar dan cukup lama juga datangnya. Kami pikir guest house itu terlalu besar untuk dipakai menginap 8 orang tamu. Bayangkan saja satu kamar ukurannya luas sekali, ada 2 tempat tidur yang cukup besar di dalamnya. Akhirnya kami putuskan hanya pakai 2 kamar saja, satu kamar diisi 6 orang perempuan, satu kamar lagi diisi 2 orang laki-laki. Dindingnya yang terbuat dari anyaman bambu dan lantai kayu membuat suasana terasa lebih klasik.
Pokoknya selama menginap di sana kerjaan kami hanya menonton TV dan makan saja, karena suasananya dingin sekali. Boro-boro mau mengerjakan tugas, kayaknya suasananya benar-benar tidak mendukung deh. Makan malam disertai minuman bandrek langsung jadi santapan lezat.
Aku coba turun ke lantai satu untuk mengambil minuman, ternyata suasananya horor banget, ada ruang tamu dan ruang makan, di situ dihiasi kursi dan meja berukir, ada juga cermin yang di atasnya ada relief kepala orang. Di sana ada juga tempat perapian untuk menghangatkan ruangan. Benar-benar syerem deh!!! Setelah gelas terisi penuh, aku buru-buru naik ke atas. Foto-foto di bawah kuambil setelah pagi hari.
Suasana semakin larut, wow benar-benar sepi, di luar tampak gelap sekali. Katanya ada yang menginap juga di bangunan sebelah tapi sampai malam tidak ada tanda-tanda orang yang datang. Udarapun semakin dingin. Di antara kami banyak yang memutuskan untuk tidak mandi, airnya serasa seperti di kulkas. Mana letak kamar mandinya di luar lagi, jadi kalau ke situ selalu rame-rame.
Semalaman tidurku tidak terlalu nyenyak, selain mendengar suara dengkuran temanku di kamar sebelah, suara angin di luar juga seperti air terjun saja. Aku bersembunyi di balik selimut tebal, sama seperti teman-temanku yang lain. Aku teringat cerita teman yang pernah menginap di sini, katanya di sini ada ‘penghuninya’ entah itu terjadi di kamar dan guest house yang mana. Aku juga ingat cerita salah seorang temanku yang bekerja di KRC, kalau macan yang ada di TNGP sesekali turun ke KRC, tapi tadi petugas di sana bilang macan itu turun kalau di gunung sudah tidak ada makanan lagi, jadi gak perlu takut. Ah aku tidak perduli, yang penting sekarang istirahat. Dan malampun perlahan beranjak mendekati pagi, ternyata setelah dinihari udaranya lebih hangat dibanding sebelumnya.
Setelah sholat subuh, aku beranikan untuk mandi. Ya Allah dinginnya luar biasa, untung penghangatnya sedang bagus, tidak seperti hari sebelumnya, jadi aku bisa mandi dengan air hangat. Setelah mandi kubuka jendela di kamar. Wow indahnya pemandangan di luar!!! Beda banget dengan tadi malam yang gelap gulita.
Kamipun memutuskan untuk lari pagi di sekitar guest house sekalian menghangatkan badan dan berfoto-foto. Tapi karena di sana banyak background yang bagus untuk berfoto, jadi lebih banyak narsisnya deh dibanding lari paginya hehehe. Tapi pemandangan di sini benar-benar indah, dilatarbelakangi Gunung Gede Pangrango dan bunga-bunga cantik yang terdapat di sekeliling bangunan.
Jalan-jalan keliling KRC lebih rumit dibanding KRB, kalau tidak terbiasa bisa nyasar seperti yang saya alami kemarin. Padahal jarak antara guest house dan kantor KRC tidak terlalu jauh, tapi karena salah memilih jalan malah jadi muter-muter gak karuan sampai hampir mengelilingi sebagian kebun, untung ketemu juga kantornya.
Ternyata semakin siang, suasana di KRC juga semakin ramai. Hari itu hari sabtu jadi banyak yang berwisata ke sana, baik keluarga maupun rombongan dari kantor dan yang sedang mengadakan acara. Begitupun dengan guest housenya, tamunya sudah mulai berdatangan baik di bangunan baru maupun yang saya tempati. Kamipun harus meninggalkan guesthouse pada pukul jam 12 siang karena akan ditempati anak-anak SMA yang sedang mengadakan acara. Wah coba dari semalam ya, tentu kami tidak merasa takut.
Sambil menunggu jemputan yang datangnya telat karena terjebak macet di Puncak, kami menunggu di teras guesthouse, kami juga melihat tamu guest house sebelah yang sedang main helikopter mini di halaman. Ohya waktu itu ada petugas penginapan yang menghampiri kami. Cukup lama kami berbincang-bincang dengannya, termasuk membicarakan ‘penghuni’ guest house.
[caption id="attachment_97107" align="aligncenter" width="300" caption="Bersama penjaga penginapan (Dokumen pribadi)"]
“Gak usah takut neng, itu biasanya yang bisa lihat yang punya indra keenam. Saya memang pernah ketemu sama yang rambutnya panjang, biasa disebut ‘nyai’. Adanya di kamar depan lantai dua di guest house baru. Ada juga menner Belanda. Tapi kalau di guest house lama gak ada, tapi biasanya di kamar yang dekat kamar mandi itu memang serem” Begitu penuturan penjaga wisma. Wah untung dengernya setelah siang hari dan menjelang pulang hehehe.
Kami melihat rombongan anak-anak SMA mulai berdatangan di guest house. Sambil memperhatikan mereka, kami menghabiskan kotak yang berisi makan siang. Anak-anak itu berbaris di halaman depan. Tiba-tiba langit berubah menjadi mendung, lama-kelamaan gelap sekali. Akhirnya hujanpun turun dengan derasnya, kami kedinginan di teras. Suasana di KRB menjadi berkabut, jarak pandangpun hanya beberapa meter saja. Suasananya terlihat mengerikan seperti di foto. Tetapi anak-anak sekolah itu tetap melanjutkan acara di lapangan.
Wah cuaca di KRB benar-benar cepat sekali berubah, padahal tadi pagi lumayan cerah, tiba-tiba siangnya hujan. Setelah menunggu sampai menjelang ashar, mobil jemputan kamipun tiba. Sebenarnya masih pingin muter-muter lagi melihat taman-taman yang indah tapi selalu salah milih jalannya, jadi malah muter di situ-situ terus. Akhirnya kami putuskan saja untuk langsung pulang.
Nah sekarang udah kebayang kan bagaimana suasana menginap di KRC. Sebaiknya menginap di sana rame-rame biar suasananya tidak terasa menyeramkan. Tapi buat yang mau uji nyali ya gak apa-apa nginep di sana sendirian, dijamin deh bakal gak bisa tidur hahahaha. Yang jelas di sana pemandangannya indah sekali, semoga foto-foto saya yang hanya memakai kamera poket bisa mewakili meskipun hanya di sekitar guest house saja. Tidak lupa untuk bernarsis ria juga tentunya ;-)
Ayo cobain berwisata ke sana, pasti gak akan nyesel deh!!!
Selamat berakhir pekan
Bogor, 27 Maret 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H