Selain masalah yang melibatkan anak SD tersebut ada juga anak yang dibawah umur namun sudah menginjak tahap remaja. Hal ini dimulai dengan gaya berpacaran mereka dengan kekasihnya yang sudah terlalu cinta hingga mau melakukan hal hal yang mendekati seksual.
Usia 18 tahun keatas yang mayoritas peraturan di Indonesia menyebut bahwa memasuki usia dewasa, seksual ini juga tetap tidak diperbolehkan selagi belum menjalankan hubungan pernikahan. Namun, banyak kalangan muda yang melanggar aturan tersebut yang menyebabkan jumlah persentase pernikahan dini di Indonesia masih tergolong banyak. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo melakukan hubungan seks pada remaja. Ia menyebutkan bahwa hubungan seks remaja di usia 15-19 tahun mengalami peningkatan. Ia menyebut bahwa persentase perempuan usia 15-19 tahun yang melakukan hubungan seksual ada di 59 persen, sedangkan pada laki-laki berada di angka 74 persen.
Selain melanggar norma agama, terdapat juga dampak dari perilaku seksual, yaitu:
- Penyakit kelamin seperti sipilis, HIV, gonore, dan klamida
- Konsekuensi psikologis
- Depresi dan OCD (Obsessive-compulsive disorder)
Mengenai hal tersebut, Pendidikan mengenai seksualitas ini sangat diperlukan. Selain melalui jenjang sekolah, pendidikan dan pengawasan secara pribadi dengan orang tua juga sangat diperlukan. Contoh penerapan Pendidikan seksual pada jenjang sekolah:
- Memberikan edukasi tentang seksual
- Menjelaskan dampak apabila melakukan seksual
- Melakukan kampanye
Contoh yang dapat dilakukan oleh orang tua mengenai Pendidikan dan pengawasan tentang seksual:
- Mengajarkan pentingnya privasi dan persetujuan dalam interaksi sehari-hari
- Mengajarkan perbedaan sentuhan yang baik dan sentuhan yang buruk
- Orang tua harus bersikap terbuka dan jujur
- Mengajarkan Anak tentang keamanan di dunia digital dan memantau aktivitas online mereka
- Menjelaskan tentang Menstruasi dan perubahan fisik lainnya
- Mengajarkan tentang Kesehatan Reproduksi
Dalam hal ini, orang tua sangat berpengaruh terhadap masalah seksualitas pada anak, karena orang tua bertanggung jawab besar atas pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H