Mohon tunggu...
Arum Nilam Cahya
Arum Nilam Cahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

SOSIOLOGI FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bangkitnya Perekonomian Pelaku Seni di Masa Pandemi

15 Maret 2022   01:19 Diperbarui: 15 Maret 2022   01:30 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arum Nilam Cahya

Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Bangkitnya Perekonomian Pelaku Seni Dimasa Pandemi

 Pada akhir tahun 2019 tepatnya di bulan Desember, varian virus baru ditemukan di kota Wuhan, China. Infeksi virus ini disebut dengan corona atau COVID-19, dan virus ini menyebar dengan cepat ke wilayah bahkan ke negara lainnya, termasuk Indonesia. 

Pada awal tahun 2020 tepatnya di bulan Maret, World Health Organization (WHO) telah menyatakan Covid-19 sebagai pandemi karena penyebaran globalnya yang eksponensial. Oleh karena itu, Covid-19 tidak terbatas pada satu wilayah geografis dan tidak diklasifikasikan sebagai epidemi.

Corona virus adalah kumpulan virus yang dapat menginfeksi saluran pernapasan. Dalam kebanyakan kasus, virus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan seperti flu. 

Namun, virus tersebut juga dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan berat seperti pneumonia, Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Gejala awal yang dirasakan oleh orang yang terpapar corona virus ini dapat berupa gejala flu, antara lain pilek, batuk kering, demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. 

Setelah itu, gejala bisa memberat yang dapat menyebabkan orang yang terpapar merasakan demam tinggi, sesak napas, nyeri dada, bahkan batuk berdahak hingga berdarah. Gejala-gejala tersebut muncul, sebagai reaksi ketika tubuh melawan virus corona tersebut.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa virus ini sangat mudah menyebar. Penyebarannya dapat melalui berbagai cara, yaitu :

  • Tidak sengaja terkena atau menghirup ludah (droplet) yang keluar saat bersin atau batuk dari penderita COVID-19
  • Memegang hidung, mulut, serta mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan droplet penderita COVID-19
  • Tidak menjaga jarak dengan penderita, misalnya berjabat tangan atau bersentuhan

Virus corona ini dapat menginfeksi siapa saja, tetapi jika yang terpapar adalah orang lanjut usia, orang yang memiliki penyakit tertentu, ibu hamil, atau yang memiliki daya tahan tubuh lemah, akan sangat fatal akibatnya bahkan bisa sampai mengalami kematian.

Virus corona ini belum memiliki obat yang dapat menyembuhkan penderitanya, tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan gejalanya, yaitu dengan meminum obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita, memperbanyak air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh, serta berjemur dibawah sinar matahari di pagi hari. 

Untuk mencegah penyebaran virus ini, beberapa negara melakukan lockdown. Di Indonesia pemerintah tidak melakukan lockdown, tetapi melakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dari kebijakan ini yang awalnya untuk mencegah penyebaran, berujung menimbulkan masalah-masalah baru yang terjadi di masyarakat Indonesia khususnya bagi pekerja seni.

Pada masa pandemi, seluruh kegiatan yang menimbulkan kerumunan tidak boleh diadakan. Hal itu membuat para pelaku seni kehilangan mata pencaharianya. 

Pekerja seni yang mengandalkan panggilan kerja jika terdapat acara, harus menerima bahwa tidak boleh mengadakan acara sehingga tidak adanya panggilan pula. 

Seluruh kegiatan dilakukan secara online, termasuk sanggar-sanggar tari yang bagi sebagian orang itu adalah tempat untuk bekerja. 

Banyak pelaku seni mengkhawatirkan kehidupan kedepannya, karena tiada tunjangan pekerjaan lainnya. Kegiatan seni dapat dikatakan mati, karena keterbatasan ruang lingkup yang dibutuhkan untuk mengadakan pertunjukan. Dalam sebuah pertunjukan memerlukan masa yang cukup banyak, sedangkan pembatasan sosial telah digalakan dan sarana serta prasarana pun terbatas.

Dengan demikian, dampaknya sangat besar dirasakan bagi pekerja seni. Perekonomian pun menjadi sangat hancur. Tidak adanya panggilan pekerjaan, sehingga tidak adanya pemasukan untuk biaya kehidupan sehari-hari. 

Bantuan dari pemerintah pun sangat minim pada saat itu. Para sponsor yang menjadi pendukung utama kegiatan seni, juga tengah disibukkan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Kegiatan-kegiatan seni yang sudah diatur sedemikian rupa, juga harus dibatalkan begitu saja karena tidak mendapatkan izin. 

Misi budaya yang dilakukan ke luar negri pun harus dihentikan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk meningkatkan akses pendanaan untuk mendukung pemulihan para pekerja seni.

Melalui Kementerian Keuangan, pemerintah mengeluarkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2020. Namun dalam peraturan pemerintah tersebut, sektor kesenian tidak termasuk yang diperhitungkan sebagai sektor yang mendapatkan fasilitas pemulihan oleh pemerintah. 

Skemanya hanya menitikberatkan pada sektor industri. Seharusnya, pemerintah perlu juga menyiapkan skema pemulihan tersendiri pada sektor kesenian. 

Bantuan dari pemerintah pun dapat membantu memulihkan perekonomian bagi para pekerja seni. Dengan bantuan dana berupa uang tunai, acara kesenian, serta kebutuhan pokok dapat membantu dalam jangka waktu pendek ini. Di lain sisi, pemerintah perlu segera membangun ekosistem seni dan budaya yang sangat matang. 

Mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Salah satu amanat penting dalam UU tersebut, yaitu perlu adanya regulasi di daerah yang berpihak pada sektor seni dan budaya. Kebijakan turunannya, seperti dana abadi dan pengolahan infrastruktur kesenian yang permanen dan profesional. Hal itu dapat membantu sektor kesenian dalam jangka waktu panjang.

Sementara itu, hal yang dapat dilakukan para pekerja seni untuk dapat bangkit dan  bertahan hidup di masa pandemi, yaitu dengan cara merubah kebiasaan berkegiatan offline menjadi online, antara lain :

Membuka sanggar tari berbasis online

Sebelum virus corona masuk ke Indonesia, banyak sekali sanggar-sanggar tari yang dibuka untuk umum.  Selain untuk melestarikan budaya, sanggar itu dibuka sebagai tempat untuk mencari nafkah beberapa pelaku seni. Pada saat virus corona masuk ke Indonesia, yang diberlakukan kebijakan pembatasan sosial sanggar-sanggar tari pun harus diberhentikan. Dengan demikian, hal yang dapat dilakukan untuk dapat tetap belajar tari adalah dengan cara meet secara online. Kegiatan itu dapat membantu para pelatih untuk tetap mendapatkan pemasukan, dan murid sanggar pun tetap bisa menuntut ilmu.

Membuka sanggar tari online baru

Bagi para pekerja seni yang hanya mengandalkan panggilan jika ada acara saja, hal ini dapat dilakukan untuk menambah pemasukan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelummya, bahwa sanggar tari dapat dilakukan secara online. Hal tersebut sudah menjadi jawaban untuk kegelisahan para pekerja seni yang tidak memiliki sanggar, agar dapat tetap berkesenian dan juga mendapatkan pemasukan.

Memberikan pelatihan dibawah harga secara online

Dengan adanya pandemi saat ini, seluruh orang merasakan dampaknya. Dengan membuat pelatihan secara online dibawah harga biasanya, dapat membuat orang lebih banyak berminat untuk bergabung. Setidaknya ada pemasukan yang didapat dari kegiatan tersebut.

Membuat pertunjukan seni secara online

Pertunjukan seni, dapat ditampilkan melalui platform online, seperti YouTube. Dengan hal ini, banyak pelaku seni yang tetap dapat melakukan kegiatan seni walaupun tidak secara langsung.

Dengan demikian, bantuan dari pemerintah serta kerja keras yang dilakukan oleh para pekerja seni diharapkan dapat memulihkan perekonomian yang hancur di sektor kesenian. Pada saat ini, setelah adanya vaksin pemerintah sudah mulai melonggarkan peraturannya. Hal itu sangat berarti bagi para pekerja seni. 

Kegiatan seni dapat dilakukan, tetapi tetap dengan syarat mematuhi protokol kesehatan, dengan cara membatasi penonton sekitar 50%, menjaga jarak, latihan kegiatan seni tetap menggunakan masker, dan pemeriksaan rutin agar semua tetap aman dan nyaman.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah virus COVID-19 yang muncul di Wuhan, dan menyebar dengan cepat di berbagai negara termasuk Indonesia. Akibat dari pandemi tersebut, seluruh kegiatan harus diberhentikan guna mmemutuskan rantai penyebaran. Tak terkecuali kegiatan berkesenian. 

Akibatnya mata pencaharian para pelaku seni harus tertutup. Seluruh kegiatan berkesenian, tidak boleh ada yg dilakukan. Perekonomian pun menjadi hancur. Kehidupan para pelaku seni pun menjadi mati. Pemerintah hanya dapat membantu sebagian kecil dari kehidupanya. Untuk dapat tetap bangkit dan berusaha untuk memulihkan perekonomian para pelaku seni, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Seperti, seluruh kegiatan berkesenian yang awalnya offline menjadi online. Hal itu, dapat sangat membantu para pelaku seni untuk tetap dapat berkesenian dimasa pandemi.

Daftar Pustaka

Mediana, Aloysius. (2021). Dampak Pandemi terhadap Keberlangsungan Berkesenian Perlu Diantisipasi. KOALISI SENI.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021). Menuju COVID-19 Sebagai Endemi Menkominfo : Ayo Perkuat Disiplin Bermasker dan Segerakan Vaksinasi. Berita : Penanganan Covid-19.

Stikesma Abdinnusa Palembang. (2022). Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan. Artikel : STIKESMA ABDINNUSA PALEMBANG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun