***
      Ujian telah selesai dan pengumuman kelulusan pun akan segera diumumkan. Dan yang mengejutkan bagiku adalah nilaiku yang lumayan bagus. Nilai itu termasuk bagus untukku mengingat betapa minimnya aku belajar. Dan yang lebih mengejutkanku lagi ialah bahwa Tama lulus dengan nilai terbaik. Ah, Tama aku tahu bahwa kau pasti bisa.
"Selamat Sita, aku sungguh bangga padamu" ujar seseorang yang sudah kuhafal betul suaranya.
Tama!!! Aku berseru dalam hati.
"Hei harusnya aku yang bangga padamu, nilai ujianmu peringkat 1 di sekolah kita!"
Tama tersenyum. Senyum yang tak kulihat dua bulan terakhir.
"Apa kau mau pulang? Bareng denganku saja Sit naik si merah" ajaknya
      Tanpa banyak berpikir aku mengangguk setuju. Pulang bersama Tama dengan sepedanya, si merah. Aku sangat merindukannya. Ntah bagaimana aku menggambarkan perasaanku waktu itu. Tapi yang jelas. Sungguh aku ingin dianggap Tama bukan hanya sekedar sahabat atau teman kecilnya. Tapi lebih. Ntah bagaimana Tama menganggapku. Aku hanya bisa menebak-nebak. Tapi bukankah memang jatuh hati selalu sepaket dengan menduga-duga?
      Kali ini Tama tidak membawaku pulang ke rumah. Ia melajukan sepedanya ke taman dekat komplek rumah. Bagiku itu sama sekali tidak masalah. Kemanapun asal bersama Tama aku bahagia.
"Ada apa Tam?" kataku memecah keheningan diantara kami.
Kali ini dia tidak menjawab.