Pintu rumah terbuka pelan-pelan memburai cahaya pagi dan membiaskan bayang-bayang seorang pria mungil, tingginya jauh lebih pendek dariku yang hanya 152 centimeter, sekitar 90 centimeter.
"Hey, ada yang menanyakan namaku di sana?" tanyanya riang.
      Akupun terkejut dan tercengang. Hari ini aku benar-benar melihat seorang kurcaci berdiri di depanku. Kurcaci yang dalam kehidupan nyata hanya bisa kutonton di depan televisi dan kupandangi gambarnya di poster-poster Putri Salju dan 7 Kurcaci. Hey Noura! Dengarkan, dia sedang berbicara denganmu!.
"Ouww rupanya sedang ada gadis cantik di rumahku. Hei kau, berani sekali kau masuk rumahku dan membaca suratku tanpa seizinku. Siapa kau?" tanyanya ketus.
"Ma...maaf. saya kira tidak ada seorangpun di negeri ini. Saya tersesat di tempat ini sejak kemarin malam dan saya tidak tahu arah jalan pulang. Perkenalkan, nama saya Noura Ifanez dari planet Bumi." Jawabku terbata-bata.
"Ya ya ya! Berarti kau adalah sebangsa manusia yang bagi kaumku adalah makhluk yang paling sempurna. Sepertinya, kedatanganmu ke negeriku ini bisa menyadarkan kaumku yang saat ini berkelana mencari sebuah pengakuan abadi bahwa kaum kami lebih sempurna dari bangsa manusia sepertimu. Maukah kau membantuku dan ikut bersamaku berpetualang mencari aksioma ruh kami yang utuh?"
      Tanpa menjawab pertanyaannya, akupun mengiyakan permintaannya dan memulai alur kisah baruku bersama seorang kurcaci senja :Reygan Nesa.
                  "dalam setiap kisah,
                  ada yang namanya klimaks
                  dalam setiap ruang,
                  ada yang namanya bilik