Â
@@@
      Kupandangi bunga-bunga mekar dan daun-daun hijau di tempat ini. Kaleidoskop warna menambah keindahannya. Akupun tak henti-hentinya berucap mazmur dan do'a atas segala yang kulihat detik ini. Menakjubkan!. Aku terus berjalan menyusuri lorong-lorong, mencari seseorang yang bisa kuajak bicara tentang tempat ini, mencari bukti-bukti sejarah penghuni ranah indah ini. Hah, percuma saja! Hasilnya nihil dan abstrak. Aku tak menemukan apa-apa, lantas kuberbagi posisi ke belakang dan tiba-tiba . . .
Sebuah rumah gabus telah berdiri dengan kokohnya di depan mataku sendiri. Padahal sedari tadi tak ada kasak-kusuk kapan rumah ini dibangun. Aku semakin larut dalam keheranan, bertanya-tanya pada angin, langit, dan pepohonan tentang siapa di balik semua keanehan ini. Rumah ini terlihat rapi dengan tatanan ruang yang sederhana tapi terkesan eksotik. Ruang tamu, meja makan, kamar mandi, tempat tidur dan segala estetika mungil yang kusaksikan saat ini adalah rectoverso tanya yang harus segera dijawab ;entah oleh siapa.
                  "adakah yang mendengar,
                  adakah yang melihat,
                  adakah yang merencanakan segala
                  yang tidak diketahui siapa-siapa?
                  :karam."
Â
@@@