Ternyata dalam waktu 1 bulan itu telah banyak hal yang sudah kita ceritakan terkecuali ceritaku tentang kemiripannya dengan Aksa.Â
Bara orang yang asik, baik, perhatian, pendengar setia dan saran-sarannya benar jitu. Aku ingin cepat menghapus Aksa agar tak terus menjadi luka.Â
Suatu malam aku bertekad untuk menceritakannya namun sebelum aku ingin bercerita sebuah pesan singkat di handphoneku, dia mengirimkan pesan untukku.
Isinya seperti ini: Alana, maaf ya tadi pagi aku lupa pamit. 1 bulan kedepan aku karantina di Surabaya pelatihan Olimp robotic.
 Aku berangkat malam ini jam 11. Kamu baik-baik ya di kelas! Oya, jangan hubungi aku soalnya di sana HP di nonaktifkan.
Pesannya membuat senyumku keruh. Akupun membalasnya: Ah Bara, ya udah kamu juga baik-baik ya di Surabaya! Aku bakal kehilangan kamu banget soalnya kalo ada soal-soal yang aku nggak tahu aku nggak bisa tanya ma kamu donk?
Malam itu waktu menunjuk jam 10, biasanya aku sudah tertidur pulas tapi kali ini tidak. Aku mencoba berkali-kali mengatupkan mata tapi nihil. Akhirnya, aku menghubungi Bara tapi HPnya mati.Â
Nggak tahu rasanya aku pengen nangis. Aku nggak mau jauh dari Bara. Tiba-tiba ada pesan: Alana, suatu saat nanti pasti datang. Tunggu aku! Bara.
Sebenarnya isi pesan Bara membuatku penasaran, namun rupanya pesan itu mampu membuatku tenang.Â
Dalam pikirku, apapun yang Bara katakan, yang penting dia mengirimkan pesan ini untukku yang artinya dia mengerti tentang perasaanku.
Esoknya, aku merasakan hari-hari hambar tanpa Bara. 1 hari saja sepertinya aku tak mampu tersenyum tanpa kehadiran Bara.Â