Tik... tik... tik... dentuman detik waktu membawaku berlari begitu cepat. Memaksaku untuk cepat melupakan masa lalu. Ya, masa lalu. Masa lalu yang sulit terdefinisikan. Bahagiakah? Senangkah? Sedihkah? Pilukah? Aku tak tahu apa yang aku rasakan.
Yang jelas, ketika aku mengingatnya aku seolah mati rasa, tak dapat merasakan apapun.Â
Bagiku semua sama, bahagia, sedih, suka dan duka hanyalah sebuah nama. Sama-sama tak lagi indah, sama-sama tak menyakitkan dan tak bermakna.
Pagi ini hari pertama kelas 2 SMA, waktu mempertemukan aku dengan seseorang. Sesosok roh yang sekejap merasuki hambar hatiku.
"Naa.." ku dengar seseorang membangunkanku dari lamunanku.
Aku diam, mencoba menerawang wajahnya, ternyata ia si Bara teman sekelasku. Ia tersenyum lalu menegup bahuku dan duduk disampingku. "Kenapa?" tanyanya.
Akupun berkata, "Ng, nggak, kamu."
"Oh, ini (menunjuk kaca matanya)? Kenapa aneh ya?" potongnya.
Sejujurnya, Bara mirip dengan Aksa, seseorang dalam masa laluku. Semua yang ada dalam diri Bara ku lihat sama dengan Aksa.
 Sejak kelas 1 SMA, sejak aku kenal Bara sejak saat itu pula sosok Aksa seolah kembali hadir dalam hidupku dengan nama Bara.Â
Jujur, walau tak sepenuhnya nama Aksa dapat ku hapus bersih dalam hati tapi kehadiran Bara cukup membuatku mampu melupakan melupakan nama Aksa.