Mohon tunggu...
arsy mutiara
arsy mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswa universitas airlangga jurusan statistika

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pengaruh Penceraian Orang Tua Terhadap Mental Anak

19 Mei 2024   14:08 Diperbarui: 19 Mei 2024   14:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

kesulitan mengelola diri, dan berbagai mekanisme pertahanan beserta perilaku ikutannya. 35 Problem psikologis juga diartikan sebagai gangguan dalam cara berfikir (cognitive), kemauan, emosi, perilaku (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa problema psikologis adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Gangguan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu: gangguan saraf (neurosis), dan gangguan jiwa (psikosis)

Menurut T. O Ihromi bahwa reaksi anak terhadap perceraian sangat tergantung pada penilaian mereka sebelumnya terhadap perkawinan orang tua mereka serta rasa aman di dalam keluarga. Diketahui bahwa lebih dari sebagian anak yang berasal dari keluarga tidak bahagia menunjukkan reaksi bahwa perceraian adalah yang terbaik untuk keluarganya. Trauma yang dialami anak karena perceraian orang tua berkaitan dengan kualitas hubungan dalam keluarga sebelumnya. Apabila anak merasakan adanya kebahagiaan dalam kehidupan rumah sebelumnya maka mereka akan merasakan trauma yang sangat berat. Sebaliknya bila anak merasakan tidak ada kebahagiaan kehidupan dalam rumah, maka trauma yang dihadapi anak sangat kecil dan malah perceraian dianggap sebagai jalan keluar terbaik dari konflik terus-menerus yang terjadi antara ayah dan ibunya.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dari anak yang telah diwawancarai bahwa ia akan merasa sedih saat kedua orang tuanya bercerai.

Perubahan Emosi Dari Anak Tersebut

Perceraian merupakan keadaan berpisahnya orang tua atau berpisahnya seorang istri dengan suaminya begitupun sebaliknya suami meninggalkan istrinya, sehingga anak hanya bisa memilih untuk tinggal bersama ayah atau ibunya. Dalam keluarga yang dinodai dengan perceraian membawa dampak yang berbeda bagi anak.

Menurut Crow & Crow (dalam Sunarto & B. Agung Hartono dalam Perkembangan Peserta Didik, 2008)pengertian emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Menurut Santrock (2007:6) emosi sering diistilahkan juga dengan perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya, terutama well-being dirinya. Sedangkan menurut LeDoux dalam Beaty (2013:159) menjelaskan sebuah emosi merupakan pengalaman subyektif, invasi kesadaran yang bersemangat, sebuah perasaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan ungkapan perasaan dan merupakan bagian dari aspek afektif seseorang. Adapun perubahan emosi yang dialami oleh subjek dari hasil penelitian sebagai berikut :

  • Cemburu

Rasa Cemburu anak-anak pada umumya lebih sering tumbuh di dalam rumah (di dalam), contohnya anak ingin mendapatkan kasih sayang dan ingin diperhatikan lebih oleh orang tuanya sehingga ketika masing-masing orang tua sibuk dengan rutinitas anak akan merasa cemburu.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan via :

“cemburu ke anak-anak yang lain bias barengan sama kedua orang tuanya terus”

Ia merasa cemburu dengan temannya yang mempunyai kasih sayang penuh kedua orang tuanya.

  • Sedih

Duka Cita atau Kesedihan merupakan ungkapan perasaan (emosi) kesedihan bisa diakrenakan kehilangan sesuatu, terjatuh, tersakiti dan lain sebagainya. Anak yang kehilangan keutuhan sosok kelurga akan merasa sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun