Mohon tunggu...
arsy mutiara
arsy mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswa universitas airlangga jurusan statistika

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pengaruh Penceraian Orang Tua Terhadap Mental Anak

19 Mei 2024   14:08 Diperbarui: 19 Mei 2024   14:10 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menurut ungkapan informan, dalam penelitian ini, kesepian ini timbul karena orang tuanya tak pernah memperhatikannya, meskipun anak mendapat perhatian dari saudaranya, yang mengasuhnya, ia merasa perhatian itu hanya sebatas klise, tidak berpengaruh secara signifikan psikologi anak. Seperti yang diungkapkan oleh Papalia, Olds & Feldman (2008:54) kesepian (loneliness) bagi anak yang menjadi korban perceraian yang dilakukan oleh orang tuanya karena beberapa faktor, antara lain:

  • Orang tua tidak lagi menghiraukan perilaku dan perkembangan anaknya, sebab ia lebih mementingkan egonya dalam mencari pasangan hidup selanjutnya.
  • Tidak ada lagi perhatian yang dicurahkan pada anak karena masing-masing pihak (ayah/ibu) lebih memperdulikan egoismenya masing-masing untuk segera melakukan perceraian.

Hal tersebut sejalan dengan ungkapan gyna bahwa ia merasa kesepian tanpa hadirnya sosok kedua orang tuanya.

  • Pergaulan bebas

Menurut Kartono (2002), kenakalan adalah perilaku jahat atau dursila. Kejahatan atau kenakalan anak-anak muda merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan tingkah laku yang menyimpang.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi sebelum perceraian orang tuanya subjek tidak mengalami kenakalan pada dirinya. Subjek masih berprilaku baik dalam kehidupan sosial nya dan subjek juga masih aktif dalam kegiatan 

sekolahnya, namun setelah orang tua subjek bercerai subjek melakukan beberapa tindakan yang tergolong kenakalan remaja seperti, subjek terlihat meminum- minuman keras bersama teman-temannya. Kondisi ini terjadi karena ia bergaul dengan kelompok anak-anak yang terbiasa meminum minuman keras tersebut sehari-hari. Subjek menghabiskan hampir seluruh waktunya berada di luar rumah. Ia memilih untuk berada di jalan bersama teman-teman merupakan suatu hal yang memberikan ketenangan dibandingkan harus pulang ke rumah dan mendapati kondisi keluarga yang tidak utuh. Di dalam dirinya masih tidak bisa terima kenyataan yang terjadi, kekecewaannya terlalu dalam dan membuatnya tidak mampu berdamai dengan keadaan.

Wildaniah (2007) menyebutkan bahwa perceraian orangtua dapat menjadikan anak mempunyai resiko yang tinggi untuk menjadi nakal dengan tindakan-tindakan anti sosial, penyebab kenakalan anak dan remaja yang berasal dari keluarga yg kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Hal tersebut terlihat pada diri subjek yang sangat menyesali tindakan kedua orangtuanya sampai akhirnya ia merasa bahwa dirinya tidaklah diharapkan karena ia merasa orangtuanya tidak berusaha untuk mempertahankan pernikahan mereka demi anak-anaknya. Ia merasa dirinya lebih nyaman berada dijalanan bersama teman-temannya dibandingkan dirumah karena ia merasa bersama teman-teman ia dihargai dan diterima sebagai bagian dari anak-anak tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan anak atas nama via bahwa perceraian orang tuanya lebih memberi dampak pada pergaulannya atau kenakalan remajanya sehingga ia lebih banyak mencari kasih sayan dari orang luar daripada dirumah.

Kondisi Psikologis Anak Terhadap Perceraian Orang Tuanya

Perceraian dalam rumah tangga seseorang sangatlah berpengaruh terhadap kondisi psikologis terutama pada anak. Sebagaimana dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi psikologis dari perceraian :

  • Sedih

Dampak perceraian terhadap anak akan lebih berat dibandingkan pada orangtua. Terkadang anak akan merasa terperangkap di tengah-tengah saat orangtua bercerai. Rasa marah, takut, cemas akan perpisahan, sedih dan malu merupakan reaksi-reaksi bagi kebanyakan anak dari dampak perceraian. Perceraian yang terjadi pada suatu keluarga memberikan dampak yang mempengaruhi jiwa dan kondisi anak. Anak yang mengalami hambatan dalam pemenuhannya terkait rasa cinta dan memiliki orangtua harus mengahadapi kenyataan bahwa orangtuanya telah bercerai. Anak mendapat gambaran buruk tentang kehidupan berkeluarga. Dalam perasaan anak, perceraian adalah suatu kekurangan yang memalukan. Perceraian hampir selalu membuat anak bersedih, pemarah, dan lemah jiwanya, intinya anak berada dalam dilema dan merasakan berbagai masalah secara psikologis.

Problem psikologis (psychological p r obl e ms) mengacu kepada kategori besar masalah dalam pendidikan atau bimbingan, yang meliputi kelainan perkembangan, kegagalan dalam pelaksanaan tugas perkembangan, terhambatnya pemenuhan kebutuhan atau masalah toleransi frustasi, masalah penyesuaian dan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun