Euforia (gembira berlebihan) dan gamang (khawatir) masih mewarnai terjalnya perjalanan Timnas Garuda hingga ke babak final Piala AFF 2020.
Keberhasilan Timnas Garuda menjejak babak final setelah secara dramatis membungkam Singapura dengan skor 4-2 lewat perpanjangan waktu.
Di babak pertama, Timnas Garuda sempat unggul 1-0 melalui sepakan terukur Ezra Walian. Sayang keunggulan ini tidak mampu dipertahankan.
Menit 45+4, pemain Singapura (Song Ui-young) mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Gol yang tercipta secara dramatis, sebab hanya 1 menit berselang setelah Safuwan Baharudin di kartu merah wasit.
Unggul jumlah pemain, Timnas Garuda mengurung pertahanan Singapura. Namun belum mampu mengoyak jala Hassan Sunny yang tampil gemilang.
Memasuki menit 65, terjadi pergantian pemain. Rizky digantikan Elkan. Irfan Jaya menggantikan Ramai Rumakiek. Sedangkan Egy masuk, menggantikan Ricky Kambuaya.
Singapura kembali kehilangan pemain setelah Irfan Fandi juga diganjar kartu merah pada menit 66.
Unggul jumlah pemain, Timnas Garuda semakin gencar menyerang dan berusaha dengan berbagai cara membobol gawang Hassan Sunny.
Sayang pada menit 74, tendangan bebas spektakuler Shahdan Sulaiman menjebol sisi kanan pojok gawang Nadeo.
Singapura berbalik unggul 2-1 dengan hanya 9 pemain. Penampilan luar biasa dan justru membuat Indonesia tertekan secara mental dengan terburu-buru mengeksekusi bola di daerah pertahanan Singapura.
Untunglah pada menit 87, Pratama Arhan dapat menyamakan kedudukan. Memberikan harapan untuk memperpanjang napas pertandingan ke perpanjangan waktu dan memenangkan pertarungan.
Spot jantung sempat mewarnai pendukung Timnas setelah wasit menunjuk titik penalti untuk Singapura pada menit 90. Titik nadir bagi Indonesia seandainya berbuah gol.
Kegagalan Faris Ramli menjebol gawang Nadeo membuyarkan harapan nan melambung pendukung Singapura dan memaksa pertandingan ke babak perpanjangan waktu.
Gol bunuh diri Shawal Anuar pada menit 91 membalikkan keadaan. Skor 3-2 untuk keunggulan Timnas Garuda.
Shin Tae-yong memasukkan Evan Dimas untuk menggantikan Rachmat Irianto yang cedera di menit 94. Kehadiran Evan Dimas tidak mengendorkan serangan sayap-sayap Garuda.
Saat babak kedua perpanjangan waktu, Egy berhasil membobol gawang Singapura lewat sontekan kaki kiri memanfaatkan bola liar di depan gawang Hassan Sunny. Skor meyakinkan 4-2 untuk keunggulan Indonesia.
Kartu merah kembali diberikan wasit untuk pemain Singapura. Kali ini memaksa Hassan Sunny ke luar lapangan.
Hingga peluit berakhirnya pertandingan ditiup, skor 4-2 tidak berubah. Timnas Garuda berhasil menekuk Singapura dan terbang gagah ke babak final.
Thailand menyusul Timnas Garuda ke babak final setelah di leg 2 berhasil menahan imbang Vietnam 0-0 (Minggu, 26/12/2021). Thailand menang agregat 2-0 atas Vietnam.
Menatap Final
Kehadiran Shin Tae-yong sebagai coach, berani merombak dan mengkombinasikan susunan pemain Timnas Garuda Senior.
Banyak pemain muda dimainkan. Ditandemkan dengan beberapa pemain senior sebagai pelapis dan penjaga mental tanding.
Deretan pemain senior seperti Fachrudin, Ricky Kambuaya, Irfan Jaya, dan Evan Dimas diberi kepercayaan lebih untuk bertarung.
Kehadiran mereka mampu menjadikan penggerak di berbagai lini. Sekaligus menghadirkan mentalitas sebagai benteng kokoh dan penggempur seibarat gladiator.
Shin Tae-yong mempercayakan Nadeo, Asnawi, Rizky, Dewangga, Elkan, Arhan, Rachmat, Witan, Egy, Rumakiek, Ezra dan Hanis di deretan pemain muda.
Stok pemain bertalenta yang melimpah tentu menjadi pilihan fleksibel bagi Shin Tae-yong untuk mengatur strategi permainan dan menerapkan pola pragmatis di setiap pertandingan. Khususnya di final menghadapi Thailand.
Kelemahan Timnas Â
Kelemahan dan kekuatan dalam sebuah tim pasti ada. Begitupun di tubuh Timnas Garuda yang kita banggakan.
Bicara kelemahan, lini belakang yang mengandalkan Fachrudin, Asnawi, Dewangga, Arhan, Rizky, dan Elkan terlihat masih memberi celah pemain lawan bebas bergerak menyerang.
Barisan benteng ini terlihat masih terpancing mengejar bola. Akibatnya, kurang antisipatif counter attack lawan.
Menumpuknya pemain belakang juga terlihat kurang menempel pemain lawan yang sudah memposisikan diri menerima umpan matang. Â Memberi peluang lawan untuk bebas menceploskkan bola ke gawang Indonesia.
Lini tengah dan depan, kerjasama terkadang masih diliputi keinginan individu untuk segera mencetak gol. Padahal masih ada celah untuk lebih menusuk, mengirim umpan presisi, dan menjebol gawang lawan lebih akurat.
Kelebihan
Menumpuknya pemain muda bertalenta jelas merupakan keuntungan dan memang diakui Shin Tae-yong untuk memberi pengalaman lebih membentuk mental tanding.
Cuma, manakala lawan menerapkan pertahanan yang sulit ditembus, kepercayaan diri pemain muda mulai goyah. Indikasinya, cenderung bermain individual dan terburu-buru mencetak gol.
Berapa peluang terbuang percuma saat menghadapi Malaysia dan Singapura. Statistik melawan Malaysia dari 23 tendangan ke gawang hanya 7 yang on target. Begitu juga saat menghadapi Singapura. Dari 35 tendangan ke gawang, hanya 14 yang on target.
Pola serangan cepat dari sayap dan menusuk ke jantung pertahanan lawan sudah menjadi ciri khas Timnas Garuda. Keberanian untuk lebih menusuk dan akurasi umpan perlu lebih presisi.
Timnas Indonesia sebenarnya gudang pencetak gol. Terbukti dari pemain depan hingga belakang mampu mencatatkan nama di papan skor.
Peluang Juara
Menghadapi anak buah Alexandre Polking, Timnas Garuda diuntungkan lebih lama recovery fisik dan usia yang relatif lebih muda.
Susunan pemain Thailand tidak banyak mengusung pemain muda karena memang mereka punya target Juara Piala AFF 2020.
Sederet nama seperti Teerasil Dangda (33 tahun), Chanatip Songkrasin (28 tahun), Chatchai Budprom (34 tahun), Therathon Bunmathan (31 tahun), Manuel Bihr (28 tahun), P. Charoenrattanapirom (27) masih menjadi andalan Tim Gajah Perang.
Kunci Timnas Garuda Juara Piala AFF 2020 adalah memperkokoh benteng pertahanan untuk menempel 2 striker andalan dan pemain kunci Thailand.
Kekurang tajaman striker Indonesia masih bisa dibayar tunai oleh para pemain tengah dan belakang. Tetapi, dibutuhkan kerjasama lebih solid untuk lebih menusuk dan memposisikan diri guna menjebol gawang Thailand.
Menghadapi Thailand di final, tipikal dan postur pemain hampir mirip Malaysia dan Singapura. Semoga Timnas Indonesia semakin terbangun mentalitas dan soliditas di semua lini.
Terpenting mampu menang dengan menceploskan bola ke gawang Thailand dan unggul lebih dulu di leg 1. Syukur apabila bisa kembali mencukur Thailand di leg 2. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H