"Ya, Mbok."
Sosok semampai. Mata memerah dan bibir memucat. Kulit wajah nan seputih kapas, perlahan tersenyum. Berubah cantik mempesona.
"Mbok. Kok diam saja?"
Hening. Mbok Sum kembali memandang bulan sabit. Bibirnya masih terkunci. Entah apa yang dipikirkannya.
"Surti." Suara Mbok Sum memecah keheningan.
"Kudengar, Bu Broto meninggal dunia"
Surti menunduk, terdiam. Tidak ada sedikitpun suara ke luar dari bibirnya. Hanya hembusan angin tipis terasa semakin pengap. Tangan Surti bergerak perlahan mengambil bayi di pangkuan Mbok Sum. Menimang-nimang dengan lembut. Lalu duduk di samping Mbok Sum.
"Menurut warga, Bu Broto meninggal tidak wajar. Jantungnya hilang seakan dicabut paksa dan darah berceceran di kamarnya."
Surti kembali menunduk. Wajahnya yang tertutup rambut terjurai terlihat berguncang.
"Wajah Bu Broto seperti orang yang sangat ketakutan dan kesakitan. Biji matanya seakan ingin lepas."
"Mbok tahu dari siapa?" Tanya Surti perlahan sembari menatap bulan sabit.